REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Warga Gorontalo berduka atas wafatnya presiden RI ke-3 BJ Habibie di usia 83 tahun di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Rabu, pukul 18.03 WIB.
Ashin Ali, warga Gorontalo di Gorontalo Utara pernah bertugas mengabadikan kegiatan BJ Habibie. Ia menyatakan rasa duka cita. "Saat itu, saya bertugas mendampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Saya mengabadikan seluruh kegiatan eyang (sapaan untuk BJ Habibie) selama di Gorontalo," ujarnya.
Ia mengaku bangga bisa memperoleh kesempatan itu, apalagi Habibie mudah akrab dan membuat orang selalu betah berada di dekatnya. Momentum yang paling berkesan baginya saat mengabadikan kegiatan eyang Habibie berziarah di makam keluarga besar Habibie di Tamalate.
Meski kebersamaan itu sangat singkat, namun Ashin mengatakan ikut merekam dan mengingat jelas nasehat eyang Habibie, diantaranya tentang kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita tidak mampu membenci siapa pun. "Saya dan keluarga sangat berduka dan mendoakan beliau husnul khatimah," ucap Ashin.
Duka yang sama disampaikan warga lainnya, Zulkarnain Jusuf yang mengaku sangat merasa kehilangan sosok Habibie. "Habibie memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, semua orang Indonesia menyayangi sosok penyayang keluarga ini," ujarnya.
Meski belum pernah bertemu langsung, Zulkarnain mengaku bangga, Indonesia memiliki Habibie. "Beliau membumi dan sangat inspiratif," ujarnya.
Warga Gorontalo lainnya, AR Mohammad, menyatakan turut kehilangan. Ia bahkan menuliskan duka itu melalui status di beberapa akun media sosial miliknya.
"Habibie adalah teladan dan guru bangsa," ujar dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di beberapa rumah sakit di Provinsi Gorontalo ini.