Rabu 11 Sep 2019 16:51 WIB

JDNI: Tenaga Kesehatan Saksikan Derita Perokok Cilik

JDNI mengatakan, makin banyak perokok cilik yang terkena dampak buruk rokok.

Dokter yang sedang memeriksa Anak di Rumah Sakit (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Dokter yang sedang memeriksa Anak di Rumah Sakit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Junior Doctors Network of Indonesia (JDNI) Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, para dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit melihat sendiri dampak prevalensi perokok anak yang tinggi di Indonesia. Ia menyatakan, hal tersebut merupakan masalah yang nyata.

"Kami di rumah sakit yang merasakan. Semakin banyak anak yang terkena infeksi saluran pernapasan akut, asma, dan kanker," kata Andi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut Andi, polemik soal audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum dapat menjadi untuk masyarakat Indonesia membicarakan lebih jauh dampak zat adiktif berupa rokok. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebelumnya menyatakan, audisi bulu tangkis tersebut diduga menggunakan anak untuk mempromosikan produk rokok.

"Mari kita diskusikan soal ini dengan benar," tuturnya.

Andi mengatakan masyarakat kesehatan di Indonesia sudah lama khawatir dengan pertambahan perokok anak. Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan memiliki sasaran menurunkan prevalensi perokok anak.

"Namun, prevalensi perokok anak ternyata malah bertambah," ujarnya.

Mengutip Riset Kesehatan Dasar 2018, Andi mengungkapkan prevalensi perokok anak meningkat dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen. Andi yakin angka tersebut hanya fenomena gunung es yang hanya terlihat puncaknya saja, tetapi yang lebih besar tidak terlihat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement