Senin 09 Sep 2019 18:28 WIB

Terjadi Eksodus Pulang Kampung Mahasiswa Papua

Di Surabaya, asrama mahasiswa Papua mendapat kiriman dua karung ular piton.

Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mimi Kartika, Dadang Kurnia, Antara

Sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus 'pulang kampung' ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi. Mereka menerima informasi yang tidak benar atau hoaks bahwa, belajar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, dan sebagainya itu akan ada tekanan dan ancaman keselamatan.

Baca Juga

"Mahasiswa Papua yang belajar di seluruh daerah di Indonesia eksodus kembali ke Papua. Jumlahnya yang dilaporkan sekitar 835 orang. Ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar," kata Menko Polhukam Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/9).

Keluarga mahasiswa yang berada di Papua mendapatkan informasi kalau tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi itu akan ada tekanan dan ancaman. Keselamatan mahasiswa asal Papua juga diisukan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.

"Itu hoaks dan tidak benar. Mereka kemudian dibiayai orang tua masing-masing kembali ke Papua. Tapi, setelah mendapatkan informasi dari Panglima TNI dan kembali ke Jayapura ternyata tidak ada masalah apa-apa, mereka juga menyesal dan ingin belajar ke tempat belajarnya semula," kata Wiranto.

Keinginan mahasiswa Papua untuk kembali ke Bumi Cendrawasih lantaran juga mendapatkan imbauan dari Majelis Rakyat Papua (MRP) pada 21 Agustus lalu agar pelajar dan mahasiswa kembali ke Papua. Namun, lanjut Wiranto, pada 9 September ini MRP kembali mengeluarkan imbauan agar mahasiswa yang telah pulang ke Papua untuk melanjutkan studinya di daerah tempat belajarnya.

Wiranto mengatakan, TNI akan memfasilitasi mahasiswa Papua dan Papua Barat kembali ke kampus tempat belajar mereka. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjanjikan akan menyiapkan dua pesawat Hercules C-130 untuk mengangkut para mahasiswa itu.

"Panglima TNI sudah menjanjikan agar tidak ada kesulitan transportasi, beliau telah menyediakan dua Hercules C-130 untuk mengangkut adik-adik kita, anak-anak kita kembali ke studi," ujar Wiranto.

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Rudolf Rodja mengakui saat ini tercatat 700 mahasiswa asal Papua yang sebelumnya kuliah di berbagai perguruan tinggi pulang dan berada di Jayapura. Kepulangan ratusan mahasiswa itu sangat disayangkan karena akan berdampak kepada masa depan mereka sendiri.

" Sekitar 700 mahasiswa yang sudah pulang itu terbanyak yang kuliah di Manado," kata Rodja seusai melakukan pertemuan dengan Rektor Uncen dan Purek III USTJ di Jayapura, Senin.

Menurut Rodja, Kapolri sendiri sudah menyampaikan kepada seluruh kapolda agar memberikan jaminan keamanan kepada mahasiswa. Sehingga, mereka tetap berkuliah dengan aman hingga selesai.

“Mahasiswa jangan menjadi korban dari kepentingan elite-elite atau kelompok tertentu karena sangat kecil kemungkinan mereka dapat melanjutkan pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang ada di Papua,” kata Rodja.

Kapolda mengajak mahasiswa yang masih berada di berbagai kota di Indonesia agar tetap melanjutkan pendidikannya dan tidak terpengaruh karena keamanan mereka dijamin seperti halnya mahasiswa lainnya. "Tidak perlu takut dan lakukanlah aktivitas seperti biasa karena polisi menjamin keamanan."

Insiden ular piton

Penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan nomor 10 Surabaya mengaku mendapat kiriman karung berisi ular, Senin (9/9) dini hari. Salah satu penghuni asrama, Yoab Orlando membenarkan adanya kiriman karung berisi ular tersebut.

"Iya benar (ada kiriman ular) pada pagi subuh pukul 04.19 WIB. Dua motor yang ditumpangi empat orang, hendak berhenti di depan asrama dan melemparkan dua karung, mulut karung terbuka berisi ular kedalam pekarangan asrama," ujar Yoab melalui pesan singkatnya.

Yoab mengaku ada dua karung yang dilemparkan ke halaman asrama. Satu karung berisi ular piton. Sementara satu karung lainnya berisi tiga ular yang menurut pengakuannya, agresif dan berbisa. Yoab mengaku, telah berusaha menangkap tiga ular tersebut, meski tidak berhasil.

"Karena mereka (ular) bergerak menuju selokan di dalam asrama, sementara ular di dalam karung plastik kami berhasil tangkap karena ularnya belum keluar dari karung," kata Yoab.

Yoab mengaku, kiriman ular tersebut sempat membuat penghuni asrama heboh. Mereka bergegas bangun dan keluar dari kamar. Usai kejadian ini, lanjut Yoab, para penghuni kembali mengecek tiga ekor ular yang belum ditemukan.

"Sampai detik ini (belum ketemu), semoga tidak ada korban akibat gigitan tiga ekor ular itu di kemudian hari," kata dia.

Kepolisian Daerah Jawa Timur meminta masyarakat tidak terprovokasi isu adanya dugaan teror berupa pelemparan karung berisi ular ke asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan nomor 10 Surabaya, Senin (9/9) dini hari. Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera menduga ada pihak yang sengaja memanas-manasi situasi di asrama mahasiswa Papua.

"Jangan sampai terprovokasi. Karena mungkin ada skenario dari pihak lain untuk memanas-manasi situasi," kata Barung dikonfirmasi Senin (9/9).

Barung merasa, tidak mungkin ada teror berupa pelemparan karung berisikan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Pasalnya, kata dia, masih ada aparat kepolisian dari Polda Jatim yang menjaga keamanan dengan ketat di sekitaran asrama mahasiswa Papua.

"Mana mungkin dilempar dari luar sebab asrama kita jaga keamanannya," ujar Barung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement