Senin 09 Sep 2019 11:12 WIB

Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali Naik Tipis

Kenaikan hunian hotel di Bali tidak setinggi tahun sebelumnya.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah tamu menikmati fasilitas kolam renang di Hotel Aryaduta Bali di Jalan Kartika Plaza, Kuta Selatan, Bali, Jumat (6/4).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Sejumlah tamu menikmati fasilitas kolam renang di Hotel Aryaduta Bali di Jalan Kartika Plaza, Kuta Selatan, Bali, Jumat (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Pulau Dewata sepanjang Juli 2019 rata-rata mencapai 61,71 persen. Rasio ini naik tipis 1,34 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya sebesar 60,37 persen.

"Kabupaten Gianyar tercatat mencapai TPK tertinggi yaitu 66,79 persen dan terendah di Kota Denpasar sebesar 58,61 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Senin (9/9).

Baca Juga

Di luar Gianyar dan Denpasar, pada Juli 2019, TPK hotel berbintang di tiga kabupaten lainnya yakni di Kabupaten Badung (62,64 persen), Karangasem (63,76 persen) dan Buleleng (58,80 persen). Menurut klasifikasi hotel berbintangnya, TPK hotel bintang empat sebesar 69,45 persen merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kelas hotel berbintang yang lain. TPK terendah tercatat pada hotel bintang satu yang hanya 37,69 persen.

Adi Nugroho menambahkan, meskipun TPK hotel berbintang di Bali pada Juli mengalami sedikit kenaikan dibandingkan pada Juni 2019, jika dibandingkan TPK di bulan yang sama pada tahun sebelumnya tercatat menurun sedalam 12,69 poin. 

"Pada Juli tahun lalu, TPK hotel berbintang di Bali mencapai 74,40 persen Tapi Juli tahun ini tercatat 61,71 persen," ujarnya.

Demikian pula dengan lama wisatawan mancanegara yang menginap pada hotel berbintang pada Juli 2019 yang mencapai 2,66 hari. Ini juga turun 0,03 poin dibandingkan rata-rata lama menginap pada Juni mencapai 2,69 hari.

"Jadi ada kekhawatiran jangan-jangan tahun ini tidak bisa mencapai kunjungan 6 juta wisman kalau kita tidak mewaspadai situasi yang berkembang terus seperti ini," ucapnya.

Apalagi, lanjut Adi Nugroho, jika dilihat kunjungan wisman secara nasional sesungguhnya sampai Juli masih bergerak naik dan belum ada penurunan. "Tetapi kenapa di Bali menurun? Jangan-jangan ini bagian dari isyarat wisatawan asing yang ke Indonesia tidak lagi mengalihkan kunjungan ke Bali, tetapi menuju wilayah lain di Indonesia," katanya.

Meskipun kunjungan wisman pada Juli 2019 ke Bali sebanyak 604.493 jiwa, atau naik dibandingkan bulan sebelumnya, namun jika dilihat secara kumulatif periode Januari-Juli 2019 yang sebanyak 3.462.683 wisman. Ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni dari Januari-Juli 2018 dengan total 3.517.371 wisman. Atau dengan kata lain turun sedalam 1,55 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement