Ahad 08 Sep 2019 23:23 WIB

BMKG Deteksi 2.510 Titik Panas di Asia Tenggara

Tidak terdeteksi sebaran asap dari Wilayah Sumatra ke Semenanjung Malaysia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Brigdakarhutla Dinas Kehutanan berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di Ray enam Desa Sungai Batang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (28/8/2019).
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Petugas Brigdakarhutla Dinas Kehutanan berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di Ray enam Desa Sungai Batang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (28/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 2.510 titik panas terpantau tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara. Seluruh titik panas tersebut terpantau oleh citra Satelit Terra Aqua MODIS, SNPP, NOAA20 dan Satelit Himawari-8 selama kurun 4 sampai 7 September 2019.

 

Baca Juga

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) R Mulyono R Prabowo menerangkan jumlah titik panas di ASEAN dalam empat hari terakhir (4 sampai 7 September 2019) cukup fluktuatif dengan kecenderungan semakin bertambah. Pada 4 September 2019 lalu, BMKG memantau terdapat 727 titik panas di seluruh ASEAN. Kemudian pada 5 September 2019 jumlah titik panas turun menjadi 516 titik. Pada 6 September 2019 titik panas kembali mulai meningkat menjadi 619 titik, kemudian 7 September  2019 menjadi 648 titik.

"Seluruh titik panas tersebut tersebar di beberapa wilayah negara ASEAN di antaranya Indonesia yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, Timor Leste dan Thailand," katanya di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (8/9).

Mulyono mengatakan berdasarkan pantauan Satelit Himawari-8, sebaran asap di wilayah Indonesia terjadi di Provinsi Riau, Jambi, sebagian Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk pantauan asap lintas batas (transboundary haze) tidak terdeteksi sebaran asap dari Wilayah Sumatra ke Semenanjung Malaysia.

"Tdak seperti yang diberitakan oleh beberapa media asing sebelumnya, berdasarkan pantauan dan analisa data satelit, tidak ada sebaran asap yang terdeteksi di Sumatra yg melintas ke Senenanjung Malaysia," katanya.

Terkait peluang terjadinya hujan, Mulyono menuturkan saat ini sudah teramati terjadi hujan di beberapa wilayah Sumatera, termasuk di Riau. Dalam tiga hari kedepan diprakirakan akan terjadi hujan di Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Utara, dan Papua dengan intensitas ringan hingga sedang. 

Berdasarkan ulasan di atas, BMKG memprakirakan terdapat beberapa wilayah yang mengalami peningkatan potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan dalam 5 hari ke depan 9 - 12 September 2019 antara lain Sumatera Utara bag. selatan, Riau, Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung. Kemudian Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Berdasarkan pantauan tersebut, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap tingginya polusi udara, radiasi matahari yang cukup terik, dan potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu ia meminta masyarakat juga waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti kekeringan.

"Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui call center 021-6546315/18, http:www.bmkg.go.id, follow @infobmkg atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement