SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM---Kasus pulangnya empat siswa asal Papua dari asrama SMKN 1 Kedawung Sragen langsung menuai respons dari jajaran terkait. Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan langsung terjun menyambangi dan mengumpulkan para siswa asal Papua di beberapa sekolah di Sragen.
Para pelajar asal Papua yang bersekolah di SMK Kristen dan SMKN 1 Kedawung dan beberapa sekolah itu dikumpulkan dalam dua hari terakhir. Kapolres menyampaikan mereka dikumpulkan untuk diberikan pemahaman perihal jaminan keamanan di Sragen.
“Semalam merema sudah kami kumpulkan dan kami beri arahan. Intinya tidak perlu khawatir. Kami dari Polres Sragen dan jajaran siap menjamin keamanan mereka selama belajar di Sragen,” papar Kapolres Sabtu (7/9).
AKBP Yimmy menguraikan Polri ada dan hadir untuk melayani serta mengayomi semua masyarakat. Sesuai UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri, perlindungan, pelayanan dan pengayoman diberikan untuk semua masyarakat tanpa memandang latarbelakang apapun.
“Termasuk adik-adik dari Papua, kami menjamin secara penuh keamanan dan keselamatan selama belajar di Sragen,” tandasnya.
Kapolres juga mengimbau apabila ada yang mencoba memprovokasi atau mengganggu, dipersilahkan komunikasi dengan aparat terdekat.
“Kami akan segera menindaklanjuti,” tandas AKBP Yimmy.
Imbauan dan jaminan keamanan itu dilontarkan menyusul kejadian rmpat pelajar asal Papua yang kini menimba ilmu di SMKN 1 Kedawung Sragen kabur dari sekolah untuk pulang kembali ke kampung halaman. Mereka pulang diduga karena terprovokasi situasi kerusuhan di Jayapura belakangan ini.
Mereka diketahui meninggalkan asrama SMKN 1 Kedawung Kamis (28/8/2019) malan atau tepat sehari setelah tampil di karnaval pembangunan memeriahkan HUT ke-74 RI yang digelar di jalan protokol Sragen, Rabu (27/8/2019).
Kepala SMKN 1 Kedawung Sragen, Taryono mengungkapkan ada empat siswa asal Papua yang memang pulang kembali ke daerah asalnya. Ia menduga mereka terprovokasi oleh kasus kerusuhan di Malang dan Surabaya serta kabar kerusuhan yang melanda di Papua.
Malam sebelum kabur (Kamis, 28/8/2019), para siswa itu sempat didatangi dua orang mahasiswa asal Jogja. Disinyalir mahasiswa itu melakukan provokasi sehingga membuat keempat siswa itu nekat meninggalkan asrama untuk pulang ke Papua.
“Mereka meninggalkan asrama malam hari, sehari setelah tampil di Karnaval Pembangunan itu. Sebenarnya juga sudah kami beri pemahaman bahwa di Sragen dijamin aman dan mereka sudah tenang. Tapi mungkin terprovokasi kerusuhan di Malang dan Surabaya itu dan mendengar kabar kalau Papua panas. Malam hari itu, petugas penjaga sekolah bilang ada dua orang mahasiswa yang datang dari Jogja dan menemui mereka. Malam itu juga mereka langsung berangkat ke Papua,” papar Taryono kepada Joglosemarnews.com, Jumat (6/9/2019).
Selain provokasi mahasiswa, kepulangan 4 siswa itu juga dikarenakan permintaan orang tua. Taryono menyampaikan sebelumnya orangtua mereka sempat memang meminta mereka pulang dulu.
Keempat pelajar asal Sorong itu sempat pamit ke pembina asrama. Siang harinya, baru mereka pamit ke kepala sekolah.
Namun, Taryono memastikan mereka sudah menyampaikan kabar dan akan balik kembali ke sekolah jika situasi di Papua sudah mereda.
“Sebenarnya orangtua juga sudah kami beri pemahaman kalau semua pejabat, Pemkab dan sekolah menjamin keamanan warga Papua di Jawa dan Sragen,” tukasnya.
The post appeared first on Joglosemar News.