REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan pendekatan budaya dan kearifan lokal perlu dilakukan untuk mempererat persatuan kesatuan pascakonflik di Papua. "Pendekatan budaya kearifan lokal sangat diperlukan di Papua," kata Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis dalam keterangannya di Kantor MUI Pusat di Jakarta, Jumat (6/9).
Ia mengatakan semua pihak perlu melakukan pendekatan yang menyentuh nilai-nilai di daerah setempat. Dengan begitu, masyarakat merasa nyaman dan malah menambah persatuan, pertemanan, dan keeratan.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga perlu terus melakukan pembangunan sumber daya manusia di Tanah Papua, sesuai dengan misi Presiden, yakni membangun SDM yang unggul menuju Indonesia maju. @Perlu ada program-program prioritas yang bisa meningkatkan SDM di Papua," katanya.
Program prioritas yang perlu dilakukan adalah dengan terus mengembangkan dan memajukan pendidikan di daerah itu. "Baik pada program pendidikan intelektual, 'skill' atau yang mengarah pada pola pengembangan ke-Indonesiaan," katanya.
Ia optimistis bahwa dengan memajukan sumber daya manusia maka percepatan pembangunan di Papua dapat lebih secepatnya terwujud. "Karena tidak mungkin satu daerah bisa maju hanya dengan kekayaan alamnya. Di manapun daerah yang maju, itu karena ada SDM yang hebat," tuturnya.