REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Badan Intejelen Negara (BIN) Abdul Mahmud Hendropriyono mengungkapkan jika ada negara besar yang 'bermain' di Papua. Dia mengatakan, itu sebabnya muncul isu referendum yang akan dilakukan di Bumi Cendrawasih.
"Tapi ya itulah memang difasilitasi, ada yang 'main' dan yang 'main' itu negara besar," kata AM Hendropriyono di Jakarta, Kamis (5/9).
Hendropiyono memang tidak merinci negara yang dimaksud. Kendati demikian, Ketua Dewan Kehormatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia meminta semua pihak untuk bersama melawan campur tangan asing tersebut.
"Ada yang 'main' ini makanya kalau nggak bersatu, kita nggak bisa menyimpulkan permainan ini karena opini pecah belah," katanya.
Keterlibatan pihak asing di Papua dan Papua Barat sebelumnya juga sempat disinggung Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian. Dia menyebut adanya keterlibatan jaringan internasional dalam kasus kerusuhan di Papua beberapa hari terakhir ini.
Kelompok-kelompok itu melakukan propaganda dengan menyebar kabar bohong dan provokasi. Saat ini, Polri menjalin kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan pihak intelijen untuk mengusut keterlibatan kelompok internasional ini. Seiring itu, upaya pemulihan situasi juga dilakukan petugas Polri di Papua dan Papua Barat.
"Apa yang terjadi di Papua didesain oleh kelompok tersebut untuk tujuan tertentu yang ingin membuat kisruh. Direktorat Cyber sudah memantau kelompok-kelompok yang memproduksi berita-berita tentang Papua," ujar Tito, di Jayapura, Kamis.