REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan jumlah korban akibat demonstrasi yang berujung kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu. Ia menyebut, ada empat warga sipil dan satu anggota TNI meninggal di Papua.
"Masyarakat yang meninggal dunia empat orang, yang luka-luka 15 orang, itu di Papua. Untuk TNI-Polri di Papua itu meninggal satu orang TNI, luka-luka dua anggota Polri," ujar Wiranto dalam konferensi pers di Gedung Kemenkopolhukam, Rabu (4/9).
Sementara, masyarakat yang luka-luka akibat kerusuhan sebanyak 15 orang dan dua anggota Polri luka-luka di Papua. Sedangkan, tak ada korban meninggal di Papua Barat baik warga sipil maupun aparat keamanan.
"Papua Barat malah meninggal dunia nihil, luka-luka juga nihil. Luka ringan ada tapi tidak begitu. TNI-Polri enggak ada yang meninggal tapi yang luka-luka ada dua orang," jelas Wiranto.
Ia berharap keadaan di Papua akan terus berangsur pulih dan tak ada aksi-aksi yang membahayakan keamanan daerah dan nasional baik di Papua maupun Papua Barat. Sehingga, pemerintah dapat segera membuka akses internet.
Kondisi halaman Kantor Gubernur Papua pascaunjuk rasa warga di Jayapura, Papua, Sabtu (31/8/2019).
Terkait akses internet di Papua yang masih dibatasi, Wiranto belum bisa memastikan kapan bisa dipulihkan. Ia menunggu laporan aparat keamanan di sana yang menyatakan kondisi benar-benar kondusif.
"Enggak ada yang pasti, saya katakan kalau sudah kondusif maka pasukan ditarik kalau sudah kondusif maka internet kemudian dipulihkan kembali," ujar Wiranto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9).
Wiranto menjelaskan, ukuran kondusif yang mengetahui aparat keamanan. Sehingga ia meminta masyarakat untuk menyerahkan kepada TNI-Polri untuk menganalisis, mempertimbangkan, dan menyimpulkan bahwa keadaaan betul-betul kondusif.
Wiranto menuturkan, saat ini masih ada informasi berupa ancaman hingga kabar bohong atau hoaks tentang aksi demontrasi susulan. Akan tetapi, hal itu tidak diungkapkan kepada publik agar masyarakat tak khawatir dan takut.
"Kita tunggu dulu karena masih ada informasi-informasi mau ada demo susulan, masih akan ada ini, ada itu, yang meluluhkan suasana, berarti belum kondusif betul, tunggu saja, sabar," kata Wiranto.