Selasa 03 Sep 2019 11:30 WIB

Rika Rasakan Pentingnya Memiliki JKN-KIS

Kemungkinan sakit dapat datang kapan saja.

  Rika Rasakan Pentingnya memiliki JKN-KIS
Rika Rasakan Pentingnya memiliki JKN-KIS

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Rika Kartika (44) adalah seorang ibu yang aktif. Selain gemar mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya, Rika juga rutin berolahraga seperti zumba, aerobik, dan jogging. Menurutnya, tubuh indah dan sehat bukan hanya sekedar gaya, tetapi sebuah kebutuhan untuk hidup yang lebih baik. Selain aktif menjaga kesehatannya, Rika tetap sadar pentingnya memiliki asuransi jaminan kesehatan. Menurutnya, walau konsisten menjaga kesehatan tidak menutup kemungkinan sakit dapat datang kapan saja. Oleh karena itu, ia pun mendaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak program tersebut pertama kali digulirkan pemerintah pada tahun 2014.

''Menjaga kesehatan dengan mengatur pola hidup dan berolahraga itu sangat perlu, tetapi memiliki asuransi jaminan kesehatan juga tak kalah penting. Sakit dapat datang kapan saja, walau saya sangat tidak ingin sakit. Dulu saya mendaftar bukan untuk berobat, tetapi buat jaga-jaga. Jadi terdaftar di Kelas III (tiga) pun tidak masalah,'' tutur Rika dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (3/9). Bertahun-tahun menjadi peserta JKN-KIS, Rika tidak pernah sekalipun memanfaatkan kepesertaannya. Sampai pada akhir tahun 2018, saat ia meyadari ada masalah dengan tulang belakangnya.

''Ternyata ada pergeseran di tulang belakang. Awalnya saya pikir bukan masalah besar, paling karena terlalu lelah beraktivitas. Dokter sempat bilang kalau saya kurang kalsium, karena emang tidak suka minum susu,'' cerita Rika. Dirasa cukup mengganggu aktivitas, akhirnya Rika menjalani terapi. Akan tetapi, beberapa kali terapi yang ia jalani tak memberikan dampak signifikan untuk kesehatannya. Di saat itulah Rika merasakan pentingnya memiliki JKN-KIS, karena saat ia benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan, ia dan keluarga tidak perlu memutar otak untuk memikirkan jaminan.

''Berhubung terapi tidak menyembuhkan, dokter menyatakan harus operasi. Apalagi sakitnya sudah terasa ke tulang ekor sampai betis. Awalnya takut, karena beberapa rekan bilang antara sehat atau lumpuh. Belum lagi biayanya mahal, puluhan juta. Namun dengan adanya JKN-KIS, saya tak segan untuk mencoba. Saya yakin, tidak sia-sia saya mendaftar sejak 2014,'' ungkap Rika. Pada 21 Desember 2018, Rika mendapatkan jadwal operasi yang akan dilaksanakan pada 9 Januari 2019. Ia mengungkapkan, posedur yang ia jalani cukup ringkas dan jauh dari selentingan berbelit-belit yang pernah ia dengar. Selama perawatan dari 8-16 Januari hingga tahap pemulihan, ia amat bersyukur karena telah terdaftar dan rutin membayar iuran.

''BPJS Kesehatan saya memang di Kelas III, tetapi pelayanan yang saya dapatkan tidak ada pembeda. Awalnya anak saya sempat menyiapkan uang takut ada selisih biaya. Alhamdulillah tidak membayar walau satu perak pun. Padahal dokter pernah menyampaikan bahwa sakit saya cukup serius, bahkan ada tanam ring di L4 dan L5. Pulang dari rumah sakit, saya dan keluarga lenggang kangkung saja. Tentunya, ucapan terima kasih atas bantuan peserta lain dan BPJS Kesehatan,'' ceritanya. Rika meneghimbau kepada semua rekan dan masyarakat di lingkungan sekitarnya, untuk tidak hanya konsisten menjaga kesehatan tetapi juga aktif kepesertaan JKN-KIS nya. Menurutnya, kita tidak tahu kapan sakit akan datang. ''BPJS Kesehatan hadir tidak hanya untuk masyarakat yg tingkat kesehatannya rendah. Saya saja yang aktif, pola makan sehat, rajin berolahraga juga beresiko sakit,'' ungkapnya. ril

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement