REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) berpesan agar pemerintah pusat duduk bersama dengan pimpinan-pimpinan di tanah Papua untuk menyelesaikan konflik. Selain itu, pemerintah pusat juga diminta membangun dialog dengan masyarakat Papua.
"Saya kira pemerintah pusat harus duduk bersama-sama bersama pimpinan di Papua (untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua, Red)," kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom kepada Republika.co.id, Jumat (30/8).
Pendeta Gomar menerangkan, pemerintah pusat harus duduk bersama pimpinan agama, pimpinan masyarakat adat, Majelis Rakyat Papua (MRP) dan pimpinan atau perwakilan lainnya di Papua. Artinya pemerintah pusat tidak bisa melakukan pendekatan sekuriti dalam menyelesaikan masalah di Papua. Maka pemerintah harus melakukan pendekatan kultural dalam bentuk dialog.
Ia menegaskan, membangun dialog dengan masyarakat Papua jangan dilihat sebagai dialog antara pemerintah dan orang asing. Masyarakat Papua jangan dipandang seolah-olah orang asing. Menurutnya, dialog antara pemerintah dan rakyatnya sesuatu yang bisa. "Ini dialog pemerintah dengan rakyatnya di Papua, jadi enggak usah alergi dengan istilah dialog ini," ujarnya.
PGI juga berpesan kepada semua pihak agar menahan diri. Pendeta Gomar mengingatkan, tindakan kekerasan dan kerusuhan yang dibuat oleh beberapa orang di Papua merupakan provokasi dan banyak kepentingan di baliknya. Itu hanya akan menimbulkan gelombang kekerasan baru dan akan menciptakan lingkaran kekerasan
"Bagaimana pun pendatang jangan dibenturkan dengan pribumi (Papua), ini buat Papua tidak baik, pendatang dan pribumi harus sama-sama mengatasi masalah ini, jangan pendatang dan pribumi dihadap-hadapkan," ujarnya.
Kepada pemerintah dalam hal ini kepolisian, PGI mengingatkan agar bisa menahan diri. Sebab semakin polisi bertindak justru akan semakin membuat masyarakat pribumi Papua semakin keras. PGI tidak menginginkan hal seperti itu terjadi.
"Saya sebagai pimpinan gereja di Indonesia, mengimbau gereja-gereja di Papua khususnya pemerintah untuk meneduhkan umat, bila perlu jangan keluar dulu dalam beberapa hari ini supaya kondisi lebih kondusif," kata Pendeta Gomar.