Jumat 30 Aug 2019 16:49 WIB

Penasihat KPK: Capim Bermasalah Ibarat Kucing Kurap

Alih-alih menangkap tikus, kucing itu sibuk menggaruk-garuk kurapnya.

Massa dari Kelompok Pemuda Kawal KPK melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/8/2019). Aksi tersebut bertujuan untuk mengawal proses pemilihan Calon Pimpinan KPK dan mempercayakan proses seleksi kepada Panitia Seleksi (Pansel) agar jauh dari kepentingan politik serta kelompok tertentu.
Foto: Antara Foto/Rivan Awal Lingga
Massa dari Kelompok Pemuda Kawal KPK melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/8/2019). Aksi tersebut bertujuan untuk mengawal proses pemilihan Calon Pimpinan KPK dan mempercayakan proses seleksi kepada Panitia Seleksi (Pansel) agar jauh dari kepentingan politik serta kelompok tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2017-2021 Mohammad Tsani Annafari mengibaratkan calon pimpinan (capim) KPK 2019-2023 yang bermasalah sebagai kucing yang banyak kurapnya. Tsani bersama koalisi lembaga swadaya masyarakat hari ini menggelar aksi di depan gedung KPK.

"Capim bermasalah itu ibarat kucing yang banyak kurapnya, kira-kira mau tidak KPK dipimpin oleh kucing yang banyak kurapnya?" kata Tsani saat berorasi di acara "Koalisi Masyarakat Sipil Darurat KPK #CicakvsBuaya4.0" di gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/8).

Baca Juga

Ucapan Tsani tersebut seperti mengulang ucapan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang pada Rabu (28/8) pada saat acara "Menjaga KPK, Mengawal Seleksi Pimpinan KPK" di gedung KPK, Jakarta.

"Karena tiga hari yang lalu Pak Saut cerita, sebenarnya pengalaman empat tahun di sini beliau membayangkan tugas KPK itu seperti kucing yang menangkap tikus-tikus koruptor tetapi hanya kucing yang sehat yang bisa selesaikan tugasnya menangkap tikus tetapi kalau kucingnya penuh kurap, dia hanya akan sibuk garuk-garuk tidak pernah nangkep tikusnya, kabur semua," tuturnya.

Lebih lanjut, Tsani menyataka,n jika KPK nantinya dipimpin kucing yang banyak kurapnya dikhawatirkan pegawainya juga akan tertular. "Karena kalau dipimpin kucing yang banyak kurapnya, bukan hanya lembaga ini yang bubar, kita bisa ketularan. Kalau capimnya tadi kurapnya namanya tidak patuh LHKPN, nanti semua pegawai KPK ketularan tidak patuh LHKPN. Kalau kurapnya tadi itu namanya pelanggaran etik, nanti semua pegawai KPK akan ketularan melanggar etik. Karena itu tolak kucing kurap, setuju?" ucap Tsani.

Ia pun mengharapkan aspirasi-aspirasi yang disampaikan dalam acara ini dapat didengar oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga Komisi III DPR RI yang nantinya menentukan pimpinan KPK mendatang. Sebelumnya, Tsani juga sempat mengancam akan mundur sebagai penasihat KPK bila ada orang yang cacat etik terpilih sebagai pimpinan KPK 2019-2023.

"Mudah-mudahan teriakan kita ini didengar bukan hanya oleh Pak Jokowi tetapi juga anggota DPR yang memilih pimpinan KPK. Kita tidak rela kantor yang semegah ini diduduki oleh para kucing kurap dan kalau itu terjadi maka kita bisa bayangkan gedung megah ini akan menjadi kandang di mana kucing-kucing kurap berkeliaran," kata dia.

Sebelumnya, Pansel Capim KPK tidak akan mengumumkan 10 nama terpilih ke publik. Saat ini, pansel masih menyaring 20 capim KPK yang masih mengikuti tahapan tes wawancara dan uji publik.

"Terhadap 10 nama tersebut kami langsung menyerahkan kepada Presiden. Pansel hanya menyerahkan kepada Presiden dan tidak mengumumkan sepanjang tidak diminta oleh Presiden," ungkap Ketua Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement