REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya telah memeriksa lima saksi terkait kasus pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama (54 tahun) dan anaknya M Adi Pradana (23) yang jenazahnya ditemukan dalam mobil terbakar di Sukabumi, Jawa Barat. Argo menyebut, lima orang saksi itu terdiri dari tetangga di sekitar rumah korban yang berada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Kita sudah memeriksa beberapa saksi, sekitar ada lima, yaitu saksi tetangga rumah korban yang mendengar, mengetahui, atau melihat,” kata Argo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/8).
Argo mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu tersangka AK yang merupakan otak pembunuhan sekaligus istri korban tiba di Polda Metro Jaya guna memperoleh keterangan lebih lanjut terkait peran dari masing-masing pelaku dan kronologis kasus tersebut. Argo menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima saat ini, AK merencanakan pembunuhan itu di sebuah apartemen di wilayah Jakarta Selatan bersama dua orang pembunuh yang ia bayar, berinisial A dan S.
“Nanti kita bisa melihat di sana ada berapa orang yang merencanakan, apakah membantu atau ikut serta. Nanti kita pelajari lebih lanjut, karena kita belum memeriksa secara lengkap tersangka (AK) yang ada di Sukabumi,” ujar Argo.
Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya juga belum dapat memeriksa GK alias KV yang merupakan keponakan AK dan turut membantu dalam pembunuhan itu. Sebab, kata Argo, KV masih dalam perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami luka bakar sekitar 30 persen saat berusaha membakar mobil yang berisi jasad Edi dan Pradana.
Ia menuturkan, jika semua informasi telah dikumpulkan, maka akan terungkap peran dari masing-masing pelaku. Sehingga pihaknya dapat melakukan rekonstruksi terkait kasus tersebut.
Seperti diketahui sebelumnya, jenazah Edi Chandra Purnama dan anaknya M Adi Pradana ditemukan hangus terbakar di dalam sebuah mobil di Cidahu, Sukabumi, Ahad (25/8). Ayah dan anak yang berdomisili di Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini dibunuh dengan cara berbeda. Edi dibunuh menggunakan racun yang dimasukan ke dalam minumannya, sedangkan Pradana diberi minuman keras (miras) lalu dibekap.