Kamis 29 Aug 2019 07:56 WIB

Kepada Siapa Amil Curhat tentang Kegelisahan?

Isu negatif dan kadang berupa tuduhan kerap menimpa para amil.

Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI
Foto: dok. Pribadi
Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI

"Kalau perlu kita jadi kurang ajar, kerana terlalu lama kita mati dalam bersabar" - Mohamad Saleeh Rahamad, Puisi Orang Bertujuh

Hari-hari ini tetiba ada kehebohan, atau lebih halusnya kemeriahan di dunia zakat. Diawali sejumlah event-event insidental berupa pelatihan, diskusi, ngopi bareng, temu kangen dan berbagai forum sporadis di sejumlah kota utama di Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta dan sebagainya. Terakhir muncul secara hampir bersamaan forum leader talks pimpinan FOZ di Samarinda, Banjarmasin, Padang dan Solo. Forum-forum kumpul aktivis zakat semakin hari semakin terlihat bertambah ramai dan kian gegap gempita.

Ada banyak faktor yang mendorong hal ini terjadi. Pertama dari sisi makin solidnya gerakan zakat di negeri ini. Grup-grup dan komunitas online dan offline para aktivis zakat terus tumbuh. Grup koalisi bencana, SDM amil, alumni pelatihan, bahkan beberapa grup kewilayahan atau area tempat amil bermukim terus bermunculan.

Diskusinya pun kadang luar biasa, siang, malam, bahkan kadang justru ramainya mulai tengah malam hingga menjelang subuh. Ini semua tentu bukan tanpa sebab. Pasti ada rasa yang sama yang dialami dan di rasakan di kedalaman nurani para amil zakat.

Kemunculan isu yang tak menyenangkan bagi gerakan zakat bermuncul tak henti walau mereda sendiri dan hilang tertelan beragam isu dan kejadian lain. Beragam situasi yang membuat tak nyaman gerakan zakat juga beberapa kali terjadi walau akhirnya berhenti sendiri lalu terlupakan.

Kemunculan isu dan suasana kebatinan yang tak menyenangkan ini dirasakan sejumlah lembaga. Sikap masing-masing memang tak sama, karena kadar yang dirasakan pun berbeda.

Sejumlah lembaga tak terkena imbas apa-apa, tetapi lainnya, justru ada yang merasa tertekan dengan isu atau petistiwa yang terjadi tadi. Bagi beberapa lembaga, situasinya menjadi pelik karena bisa mengarah pada risiko hukum yang terjadi.

Tekanan-tekanan psikologis yang muncul akhirnya melahirkan beragam kecemasan tersendiri. Hal ini dirasakan beragam oleh elemen gerakan zakat, baik yang berbasis inisiatif masyarakat, ormas hingga korporasi dan komunitas. Isu-isu yang berkembang, yang tak jarang juga bernada negatif bagi gerakan zakat, sengaja tak disambut dan diramaikan di permukaan.

Para amil sadar, isu-isu negatif atau kadang berupa tuduhan-tuduhan yang tanpa dasar membuat hati amil zakat yang membaca dan mengikutinya panas membara, tetapi para amil memilih menjalani sikap para ksatria di dunia pewayangan, yakni memilih jalan mulia dengan bersabar dan tapa brata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement