Kamis 29 Aug 2019 00:13 WIB

Blackout 4 Agustus, Jumlah Penumpang MRT Turun 13 Persen

Pada 4 Agustus, jumlah penumpang MRT hanya mencapai sekitar 29 ribu per hari.

Warga menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (5/8).
Foto: Republika/Prayogi
Warga menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemadaman listrik secara massal pada 4 Agustus 2019 ternyata juga berdampak pada penurunan jumlah penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) pada Agustus ini dibandingkan dengan Juli. Penurunan diketahui sebesar 13 persen.

"Kira-kira estimasi ridership (jumlah penumpang) selama Agustus adalah sekitar 82 ribu penumpang per hari. Dibandingkan bulan lalu sebesar 93.165 per hari, jadi ada menurun sekitar 13 persen pada Agustus ini," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar dalam acara Forum Jurnalis di Jakarta, Rabu (28/8).

Menurut William Sabandar, pemadaman listrik massal pada 4 Agustus yang mengakibatkan sejumlah penumpang MRT terpaksa dievakuasi turut berandil dalam penurunan tersebut. Dirut MRT Jakarta mengungkapkan, pada 4 Agustus atau saat terjadi blackout terdapat tujuh rangkaian kereta, yang mana ada empat rangkaian tidak berada di platform stasiun sehingga 3.410 penumpang harus dievakuasi.

Selain itu, ujar dia, pada hari nahas tersebut juga ada sebanyak 91 jadwal perjalanan yang batal. "Efeknya bukan hanya pada Minggu (4 Agustus, saat terjadi pemadaman massal), tetapi juga ridership pada hari-hari berikutnya," katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa pada 4 Agustus tersebut, jumlah penumpang MRT hanya mencapai sekitar 29 ribu per hari. Namun demikian, Dirut MRT Jakarta tetap optimistis akan bisa mencapai target yaitu sekitar 100.000 penumpang per hari yang bakal dicapai pada akhir 2019 ini.

Terkait dengan pemadaman listrik, William menegaskan pihaknya telah menyurati PLN meminta kejadian pemadaman listrik massal seperti itu tidak terjadi lagi. PLN, lanjutnya, juga telah berkomitmen untuk mendukung keandalan pasokan listrik dengan membuat subsistem ketiga untuk menunjang operasional MRT Jakarta, di luar dua subsistem yang sudah ada sebelumnya.

"Kami meminta sistem itu hot standby 24 jam setiap hari," katanya.

Ia menambahkan, MRT Jakarta juga akan lebih sering melakukan latihan evakuasi sebagai langkah antisipasi. PT PLN diharapkan dapat benar-benar memperkuat infrastruktur yang diperlukan dalam rangka mencegah peristiwa pemadaman listrik yang menimpa kawasan Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, beberapa waktu lalu, kembali terjadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement