Sabtu 24 Aug 2019 18:50 WIB

Kepesertaan Program KB di Yogyakarta Baru 69 Persen

Pemerintah Yogyakarta menargetkan kepesertaan program KB sebesar 73 persen.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Seorang ibu memperlihat kartu peserta Keluarga Berencana (KB). Ilustrasi
Foto: Antara
Seorang ibu memperlihat kartu peserta Keluarga Berencana (KB). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepesertaan program keluarga berencana untuk pasangan usia subur di Kota Yogyakarta masih berada di bawah target yang ditetapkan. Kepesertaan KB baru mencapai 69 persen dari target 73 persen.

“Masih ada ribuan pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi peserta KB aktif. Kami pun melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepesertaan KB,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Emma Rahmi Ariyani di Yogyakarta, Sabtu (24/8).

Di Kota Yogyakarta saat ini terdapat sekitar 40 ribu pasangan usia subur. Namun, baru ada sekitar 27 ribu pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif.

Menurut Emma, sebagian besar pasangan usia subur di Kota Yogyakarta memilih tidak menggunakan alat kontrasepsi meskipun tidak ingin memiliki anak di kemudian hari. “Banyak pasangan usia subur yang mengandalkan berbagai metode KB tradisional untuk menunda anak atau bahkan tidak memiliki anak lagi. Misalnya mengandalkan KB metode kalender. Namun, metode ini juga masih berpotensi pada terjadinya kehamilan,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, banyak pasangan yang berusia lebih dari 40 tahun juga memilih tidak menggunakan alat kontrasepsi. “Padahal, mereka juga memiliki potensi kehamilan apalagi jika istri belum memasuki masa menopause,” katanya.

Sejumlah upaya untuk meningkatkan kepesertaan KB di Kota Yogyakarta kemudian ditempuh. Salah satunya dengan sosialisasi KB melibatkan forum agama dan tokoh masyarakat karena ada warga yang memiliki pemahaman bahwa KB melanggar aturan agama.

“Harapannya, tokoh agama atau masyarakat membantu kami menyosialisasikan program KB sehingga masyarakat pun memiliki pemahaman yang sama. Tujuan KB adalah pengendalian kelahiran untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera,” katanya.

Selain itu, lanjut Emma, sosialisasi juga dilakukan untuk kaum pria. Pasalnya, di tengah masyarakat juga masih ada anggapan bahwa KB hanya ditujukan untuk kaum perempuan saja. 

“Peserta KB untuk pria juga terus diupayakan meningkat. Kami juga memberikan reward uang bagi akseptor baru KB pria,” katanya.

Warga yang ingin menjadi akseptor KB pria dapat mendaftar melalui kader KB di wilayah atau penyuluh di tiap kecamatan. Pelayanan KB pria dengan metode vasektomi dilayani secara gratis di RS DKT Yogyakarta.

Meskipun kepesertaan KB di Kota Yogyakarta belum memenuhi target, namun tingkat kelahiran sudah berada di bawah target nasional. Angka kelahiran di Kota Yogyakarta 1,24 sedangkan target nasional 2.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement