REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini bangsa Indonesia terhenyak dengan kericuhan di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat. Bahkan kericuhan ini disinyalir ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu yang memiliki kepentingan terhadap Papua. Sementara, pemerintah sedang sibuk dengan rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan.
Bukan tanpa dasar, politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais meminta rencana pemindahan ibu kota ditunda dulu. Persoalan yang sangat mendesak adalah menuntaskan masalah Papua bukan ibu kota. Dirinya mengaku memahami amarah masyarakat Papua akhir-akhir ini.
"Saudara kita di Papua itu memang melampiaskam amarahnya. Saya sangat paham apa yang dirasakan," ujar Amien, di Jakarta Jumat (23/8).
Amien menjelaskan ada permasalahan yang membuat masyarakat Papua marah. Di antaranya karena ekologi mereka dihancurkan dan masalah ini dari waktu ke waktu tidak pernah diurus dengan sungguh-sungguh dan cenderung diabaikan. Kemudian juga isu rasialisme yang menimpa masyarakat Papua. Maka masalah ini mendesak yang harus diselesaikan secara tuntas.
"Jadi sudahlah menurut saya kita jangan sampai salah jalan, saya yakin teman-teman di Papua 90 persen itu berhati nurani yang sama dengan kita," tegas Amien.
Amien melanjutkan, untuk menuntaskan persoalan Papua tidak bisa hanya dengan satu dimensi tapi harus multidimensi dengan pendekatan yamg komprehensif. Baik dari sisi kemanusiaan, sosial hingga ekonomi. Ia juga meminta kepada pemerintah untuk memahami dengan benar pernyataan tokoh Papua yang menyebut mau membuang NKRI dari Papua.
"Jadi, Pak jangan kemaruk punya ibu kota, jangan. Jangan macam-macam, yang lain bisa ditunda, tapi tolong Papua jangan sampai terlambat," tutur Amien.