Sabtu 24 Aug 2019 15:05 WIB

Hari Bebas Kendaraan di Pekanbaru Ditiadakan karena Asap

Jarak pandang di Kota Pekanbaru pada Sabtu pagi memburuk akibat asap karhutla.

Pengendara kendaraan bermotor melintas di Jalan Sudirman ketika kabut asap tipis dampak dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (22/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Pengendara kendaraan bermotor melintas di Jalan Sudirman ketika kabut asap tipis dampak dari kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (22/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru akan meliburkan aktivitas car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor pada Ahad (25/8). Penyebabnya karena kualitas udara di ibu kota Provinsi Riau itu yang memburuk.

"Yang biasa datang ke CFD, Ahad (25/8) besok kegiatan ditutup alias ditiadakan untuk sementara waktu karena kondisi udara memburuk akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Pemkot Pekanbaru Yuliarso, Sabtu (24/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan jika CFD tetap digelar, dikhawatirkan memberikan efek yang semakin buruk bagi masyarakat Pekanbaru, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asma dan lainnya. "Apalagi Pekanbaru ini kmasih menetapkan status siaga I. Jadi dengan ditiadakannya CFD, hal ini bisa mencegah semakin bertambahnya masyarakat yang terkena penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Asap (ISPA)," ujarnya.

Dengan ditiadakan aktivitas CFD di Pekanbaru, ia bersama Satlantas Polresta Kota Pekanbaru tidak akan menutup ruas jalan yang biasanya digunakan untuk area CFD. "Besok (25/8) kami bersama Satlantas Polresta Pekanbaru tidak akan melakukan penutupan di ruas Jalan Jenderal Sudirman sebagaimana biasanya," kata dia.

Jarak pandang di Kota Pekanbaru pada Sabtu pagi memburuk akibat asap karhutla.

"Pada pukul 08.00 jarak pandang di Pekanbaru 1.500 meter atau 1,5 kilometer, dari kondisi pagi hari sekitar dua kilometer. Jadi jarak pandang memburuk," kata Staf Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Nia Fadhiladi.

Ia mengatakan asap yang menyelimuti Pekanbaru kiriman dari daerah lain karena tidak terpantau titik panas di wilayah tersebut. Asap atau jerubu karhutla berasal dari Kabupaten Pelalawan yang pada pagi ini terdeteksi ada 102 titik panas (hotspot). Hal tersebut diperkuat karena posisi Pelalawan ada di selatan Pekanbaru, sedangkan angin berembus dari arah tenggara ke barat daya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement