REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil meralat pernyataannya yang menyebutkan lokasi ibu kota baru adalah Kalimantan Timur (Kaltim). Menurutnya, Kaltim dan Kalteng merupakan calon kuat untuk menjadi lokasi ibu kota baru negara.
"Itu (Kaltim) salah satu alternatif, tunggu saja," ujar Sofyan di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Jumat (23/8).
Sofyan mengatakan keputusan resmi pemerintah belum dikeluarkan lantaran masih ada beberapa kajian yang sedang dikerjakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas. Sofyan mengaku tidak tahu secara detail mengenai kajian yang sedang dilakukan Bappenas.
"Masih ada dua kajian lagi kata presiden dan itu dikerjakan oleh Bappenas, saya nggak ikut rapat terakhir. Saya nggak tahu seperti apa . Setelah kajian itu lengkap baru presiden akan umumkan," ucap Sofyan.
Sofyan menyampaikan pemerintah sedang mengusahakan pembangunan tahap pertama di ibu kota baru menyasar pada sekira 3.000 hektare. Namun, lokasi pastinya belum ditentukan lantaran belum ada keputusan resmi.
"Sampai sekarang belum diputuskan, alternatifnya seperti Pak Menko (Luhut) kemukakan, masih ada Kalteng, Kalsel, Kaltim, tapi yang sudah dilihat secara serius adalah Kaltim dan Kalteng," kata Sofyan.
Sofyan menjelaskan pemilihan lokasi ibu kota tentu setelah melalui berbagai macam pertimbangan, termasuk terkait faktor potensi bencana. Sofyan juga tidak mengetahui target realisasi pemindahan ibu kota baru akan berlangsung berapa lama.
"Kita nggak tahu karena membangun ibu kota kan bukan pekerjaan satu malam," ucap Sofyan.