Jumat 23 Aug 2019 02:40 WIB

BIN Sudah Tahu Dalang Dibalik Kericuhan Papua

Komisi I DPR RI akan mendengarkan penjelasan dari BIN.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Sejumlah massa Aksi Kamisan dan Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah massa Aksi Kamisan dan Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Evita Nursanty menyampaikan Badan Intelijen Negara (BIN) telah mengetahui dalang di balik kericuhan di sejumlah wilayah Papua. Namun demikian, diperlukan duduk perkara yang jelas maka Komisi I DPR RI akan mendengarkan penjelasan dari BIN.

Sehingga, Evita mengaku, dirinya lebih sepakat jika melihat progress daripada sekadar pertanyaan kecolongan atau bukan. "Saya dengar kemarin BIN sudah kasih statement soal itu bahwa mereka sudah tahu siapa dalang di balik rusuh di Manokwari dan sejumlah tempat di Papua Barat dan Papua," kata Evita saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (22/8).

Politikus PDI Perjuangan itu juga menegaskan, bahwa mahasiswa-mahasiswi asal Papua dan Papua Barat itu adalah anak-anak Indonesia, semuanya satu, bersaudara. Oleh karena itu ia yakin persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik dan jiwa besar semua pihak.

"Jangan sampai kita kemudian membuka pintu pihak lain yang mengadu-domba dan memecah-belah bangsa Indonesia," kata Evita.

Selain itu, pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan stigma dunia internasional, mengingat peristiwa ini sifatnya lokal saja. Kemudian negara-negara lain tetap mendukung kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke. Kemudian juga tidak ada yang tertutup, kalau dicek sederhana awalnya seperti ketersinggungan. Lanjutnya. ini adalah urusan dalam bangsa Indonesia sendiri, dan ia yakin Pancasila mempekuat persatuan kita kembali.

"Jadi saya pikir tidak perlu ada penjelasan remi yang justru akan membesar-besarkan masalah dan membuat ini konsumsi internasional. Kalau ada yang bertanya ya kita jawab," tutur Evita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement