REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih mempercepat penyelesaian pembangunan underpass Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan hingga pertengahan Agustus 2019, perkembangan konstruksi underpass sepanjang 1,3 kilometer itu mencapai 74,3 persen.
"Pembangunan (underpass YIA) lebih cepat dari target yang direncanakan sebesar 63,9 persen," kata Basuki dalam pernyataan tertulis yang diterima, Rabu (21/8).
Basuki mengatakan pembangunan underpass tersebut bertujuan agar akses jalan Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta tetap terbuka. Sebab, kata dia, pembangunan Bandara Kulonprogo memotong jalan Pansela yang lama.
“Underpass ini merupakan underpass terpanjang, bagian dari Jalan Nasional Pansela Jawa. Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan,” ujar Basuki.
Pembangunan underpass dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) dan PT MCM sejak 2018 dan ditargetkan selesai pada 2019. Pekerjaan konstruksi utama underpass melingkupi pembangunan struktur underpass, penggalian tanah, dan pembuatan drainase.
Biaya pembangunan underpass YIA bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 293,18 miliar. Konstruksi underpass dilengkapi dengan fasilitas rumah pompa untuk mengantisipasi terjadinya genangan air saat turun hujan.
"Dinding underpass akan dihiasi ornamen dengan tema kearifan lokal seperti motif batik khas Yogyakarta untuk menambah nilai estetika," ujar Basuki.