Selasa 20 Aug 2019 14:59 WIB

JK Imbau Pemuka Agama Hormati Satu Sama Lain

JK mengimbau pemuka agama menyampaikan dakwah dengan pesan pesan yang menyejukkan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (20/8).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau para pemuka agama menyampaikan dakwah dengan pesan-pesan yang menyejukkan dan menenangkan. JK juga meminta masing-masing pemuka agama saling menghormati satu sama lain. Pernyataan itu disampaikan JK menanggapi pelaporan Ustaz Abdul Somad (UAS) atas dugaan penghinaan agama dalam ceramahnya yang menyinggung tentang salib.

"Kita semua (pemuka agama) Islam, Kristen, Buddha dalam berdakwah maupun memberikan khutbahnya haruslah lebih adem, dan lebih menghormati satu sama lain," ujar JK kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (20/8).

Baca Juga

JK juga menyarankan tuduhan penghinaan agama yang ditujukan kepada Ustad Abdul Somad melalui videonya yang viral harus diklarifikasi. Sementara, terkait pelaporan, JK berharap Abdul Somad mengikuti prosedur yang berlaku

"Apa yang terjadi pada ustad somad itu tentu harus diklarifikasi, karena juga banyak usulan, ya dilalui dengan proses di negeri ini," kata JK.

Sebelumnya, sejumlah pihak melaporkan UAS ke polisi atas tuduhan penghinaan agama. Mereka antara lain, Horas Bangso Batak (HBB), seorang dosen universitas swasta di Jakarta bernama Manotar Tampubolon, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Presidium Rakyat Menggugat (PRM).

Namun, UAS sendiri telah mengklarifikasi bahwa video tersebut menampilkan kejadian yang sudah lewat beberapa tahun silam. Saat itu, lanjut UAS, sesi tanya-jawab berlangsung dalam kajian tertutup di suatu masjid di Pekanbaru, Riau.

UAS menerangkan, kajian itu dijadwalkan tiap Sabtu pada waktu subuh. Karena sifatnya tertutup, hanya kaum Muslimin saja yang hadir. "Saya menjawab pertanyaan jamaah dalam kajian tertutup yang diadakan di Masjid Agung an-Nur Pekanbaru. Itu bukan tabligh akbar semisal di lapangan terbuka atau disiarkan melalui stasiun TV," kata UAS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement