Jumat 16 Aug 2019 18:55 WIB

Senyum Ceria Pelajar Kenakan Pakaian dari Sampah Plastik

Puluhan pelajar SMP di Kabupaten Purwakarta kenakan baju berbahan sampah plastik.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pelajar SMP asal Kabupaten Purwakarta, mengikuti fashion show dari bahan baku sampah plastik, Jumat (16/8).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Pelajar SMP asal Kabupaten Purwakarta, mengikuti fashion show dari bahan baku sampah plastik, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sedikitnya 47 pelajar dari SMP yang ada di Kabupaten Purwakarta, mengikuti fashion show dari bahan sampah plastik. Para pelajar ini, tampak tersenyum ceria dengan pakaian yang mereka kenakan. Baju dari sampah tersebut, ada yang berbentuk gaun layaknya princess sampai pakaian perang yang menjadi kebanggaan bangsa Romawi tempo dulu.

Sri Dayanti, Pelajar kelas 9 SMPN 3 Cibatu, mengatakan, ada kebanggaan saat dirinya menggunakan baju dari sampah plastik minuman kemasan gelas. Tak hanya itu, dalam fashion show yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Purwakarta ini, dirinya juga dilengkapi dengan payung cantik yang terbuat dari sampah tersebut.

"Bangga, jadi perwakilan sekolah untuk menampilkan kreasi dan inovasi dari sampah plastik. Meskipun, saat berjalan, saya sangat grogi," ujar gadis cantik berhijab ini, kepada Republika, Jumat (16/8).

Sri mengaku, ini kali pertama dirinya show dengan baju dari sampah plastik ini. Meski demikian, pelajar ini sangat percaya diri, sebab baju yang digunakannya ini terlihat seperti pakaian dengan harga yang cukup mahal. Padahal, aslinya baju tersebut dari limbah plastik minuman gelas.

M Mumun Mulyati, Guru Seni dan Budaya SMPN 3 Cibatu, mengaku, untuk membuat baju dari limbah plastik ini diperlukan waktu sampai tiga hari. Saat ini, di sekolahnya sudah ada kebijakan mengenai pengurangan sampah plastik. Salah satunya, sampah tersebut didaur ulang jadi barang yang punya nilai manfaat.

"Kami sudah ajarkan anak-anak membuat kerajinan tas, dari bungkus kopi, kemudian baju, ada payung, dan lainnya. Untuk sementara, barang-barang ini digunakan bagi kepentingan pelajar dan sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, pihaknya sangat berkomitmen untuk menerapkan kebijakan pengurangan sampah plastik. Pasalnya, sekolah menjadi salah satu penyumbang tingginya sampah nonorganik tersebut.

"Kita, bersama seluruh sekolah telah berkomitmen untuk mengurangi sampah yang tak bisa diurai tersebut," ujarnya.

Seperti, seluruh SMP mulai dari negeri, swasta sampai satu atap yang jumlahnya mencapai 108, sudah menerapkan kebijakan pemilahan sampah plastik dan organik. Selain itu, anak-anak juga harus membawa bekal makanan sendiri, untuk mengurangi kebiasaan jajan di lingkungan sekolah.

Lalu, ada juga sekolah yang sudah menerapkan teknologi tepat guna, dengan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Kedepan, kampanye setop penggunaan plastik ini akan terus dilakukan. Sampai, para guru, pelajar, sampai penjaga sekolah bisa mengurangi ketergantungan akan plastik.

"Sampah plastik ini sudah sangat membahayakan. Kita ingin, mengedukasi guru, pelajar dan penjaga sekolah akan bahaya dari sampah tersebut," jelas Purwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement