REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Apel Besar Hari Pramuka ke-58 turut diselenggarakan di Kabupaten Sleman. Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo merasa, peka memilih informasi penting dimiliki pramuka hari ini.
Ia mengaku prihatin atas kondisi Indonesia saat ini. Contohnya, ketika banyak generasi muda mudah terprovokasi berita bohong, hanya melalui lini masa yang belum jelas sumber beritanya.
"Sebab, berbagai isu yang dikemas dalam bentuk berita bohong atau hoaks merupakan ancaman nyata bagi persatuan bangsa," kata Sri di Lapangan Margokaton, Kecamatan Seyegan, Rabu (14/8).
Ia menilai, butuh budaya tabayyun atau kebiasaan meneliti setiap kebenaran berita. Menurut Sri, kebiasaan itu bisa jadi modal penting pramuka dalam menciptakan sinergitas dan keutuhan bangsa.
Sri berpesan, pramuka-pramuka harus bisa merapatkan barisan kerja sama secara sinergis. Tujuannya, agar terbentuk pramuka-pramuka yang memiliki karakter kuat.
"Sehingga, tidak mudah terbawa arus dan memiliki integritas yang baik," ujar Sri.
Sri meyakini, gerakan pramuka dapat menguatkan bangsa saat banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan. Hal ini lantaran tugas dan fungsi pramuka yang sangat mulia.
Mulai dari mendidik kaum muda agar berkepribadian. Serta, berjiwa patriotik dan memiliki jiwa bela negara berdasarkan nilai-nilai universal dalam Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman turut menyerahkan penghargaan Pramuka Garuda kepada pramuka-pramuka penggalang, penegak dan pandega. Itu jadi capaian kecakapan umum tertinggi tiap golongan.
Apel Besar Hari Pramuka Kabupaten Sleman turut dimeriahkan dengan berbagai pertunjukkan kesenian. Ada badui, marching band, bela diri, dan tari-tarian.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
