Selasa 13 Aug 2019 06:51 WIB

Badak Jawa dalam Bayang-Bayang Kepunahan

Populasi Badak Jawa saat ini hanya 68 individu.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota Polisi Hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mengidentifikasi bangkai Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang ditemukan di Blok Citadahan, Ujungjya, Pandeglang, Banten  (ilustrasi)
Foto: Antara/Anggodo
Anggota Polisi Hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mengidentifikasi bangkai Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang ditemukan di Blok Citadahan, Ujungjya, Pandeglang, Banten (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Populasi badak jawa atau dikenal juga sebagai badak cula satu yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, semakin dibayangi ancaman kepunahan. Hal ini disebabkan jumlahnya yang hanya ada 68 ekor dan dimungkinkan terus berkurang.

"Populasi badak jawa saat ini hanya 68 individu, ini menunjukkan sangat besar potensi kepunahan. Walaupun tahun 2018 ada kelahiran empat anak, tapi belum lama ini ditemukan ada dua yang mati," kata Kasubdit Pengawetan Jenis Direktorat Jendral Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Sri Mulyani, Selasa (13/8).

Baca Juga

Sri Mulyani menjelaskan, beberapa faktor yang mengakibatkan berkurangnya Badak Jawa selama ini di antaranya adalah adanya bencana alam yang melanda kawasan konservasi. Seperti gempa bumi, tsunami, perburuan, hingga ancaman penyakit hewan.

Upaya perlindungan pada populasi hewan langka ini, menurut Sri Mulyani, sudah banyak diupayakan. Salah satunya menjadikan Badak Jawa ke dalam kategori satwa yang dilindungi.

"Satwa ini terancam punah, dan tidak diperbolehkan diperdagangkan. Karenanya, ancaman tadi perlu diantisipasi untuk 10 tahun mendatang. Hal yang penting dilakukan saat ini yaitu pentingnya penataan ruang, apalagi saat ini habitatnya semakin menyempit," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita menuturkan bahwa perlindungan atas populasi Badak Jawa yang semakin sedikit menjadi tanggungjawab bersama. Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hewan yang sering diburu untuk diambil culanya ini perlu, agar ke depannya anak/cucu kita masih bisa melihat hewan ini hidup.

"Kita jaga Badak Jawa untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Ini tanggung jawab kita bersama bukan hanya pemerintah saja, jadi perlu dukungan masyarakat sehingga bisa bersama menjaga dari kepunahan. TNUK adalah aset penting bagi dunia bukan hanya Pandeglang," terangnya saat acara rapat koordinasi, Strategi Rencana Aksi Konservasi Badak Jawa 2019-2029 di Pendopo Pandeglang, Senin (12/9) lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement