Senin 12 Aug 2019 20:25 WIB

PVMBG: Gunung Semeru Tunjukkan Aktivitas Kegempaan

Aktivitas Gunung Semeru masih tetap pada level II atau waspada.

Pemandangan Gunung Semeru
Foto: Dok BB TNBTS
Pemandangan Gunung Semeru

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menunjukkan aktivitas kegempaan letusan, hembusan, tremor dan tektoni. Ini teramati pada periode 11 Agustus 2019 pada pukul 00.00 hingga 24.00 WIB.

"Berdasarkan laporan yang kami terima dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur tercatat kegempaan letusan sebanyak 15 kali dengan amplitudo 10-22 mm dengan durasi 55-130 detik," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan saat dihubungi dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (12/8).

Baca Juga

Selain itu, lanjut dia, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu memunculkan kegempaan hembusan sebanyak sembilan kali dengan amplitudo 2-9 mm berdurasi 25-150 detik. Kemudian gempa tremor harmonik sebanyak satu kali dengan amplitudo satu mm durasi 200 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5 mm berdurasi 55 detik.

"Cuaca cerah, mendung, dan hujan, kemudian angin bertiup lemah ke arah utara, timur, selatan, dan barat. Suhu udara 23 hingga 26 derajat celsius dan kelembaban udara nol persen, serta tekanan udara 0-0 mmHg," tuturnya.

Secara visual Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut tertutup kabut dan asap kawah nihil, serta hujan terjadi satu kali gerimis. Hendra menjelaskan aktivitas Gunung Semeru masih tetap pada level II atau waspada. Sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan wilayah sejauh empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

"PVMBG juga memberikan rekomendasi kepada warga dan pendaki Gunung Semeru agar mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Seloko, sehingga diimbau mematuhi batas aman yang direkomendasikan," katanya.

Sementara itu data di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tercatat jumlah pendaki yang naik ke Gunung Semeru pada Agustus 2019 mengalami peningkatan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan, bahkan kuota pendaki penuh sejak Rabu (14/8) hingga Sabtu (17/8). Kuota pendaki untuk naik ke gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut dibatasi maksimal 600 orang per hari, sehingga pendaki yang ingin mengikuti upacara bendera di sejumlah titik jalur pendakian Semeru sudah harus mendaftar melalui dalam jaringan (daring) jauh-jauh hari.

Pihak Balai Besar TNBTS membatasi jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut sampai Kalimati sesuai rekomendasi PVMBG. Sehingga pendaki dilarang keras untuk nekat ke puncak Semeru (Mahameru) karena berbahaya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement