Ahad 11 Aug 2019 13:47 WIB

Kualitas Udara Palangkaraya dan Pontianak Sangat tak Sehat

Titik panas di sejumlah wilayah Kalimantan dalam kategori sedang dan tinggi.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, titik panas di sejumlah wilayah Kalimantan dan Sumatera masih dalam kategori sedang dan tinggi pada Ahad (11/8). Kualitas udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Pontianak, Kalimantan Barat, menunjukkan sangat tidak sehat.

"Pontianak (nilai PM10) 253 sangat tidak sehat, Palangkaraya 217 sangat tidak sehat," ujar Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam siaran persnya, Ahad.

Baca Juga

Kualitas udara itu berdasarkan nilai PM10 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Sementara wilayah Pekanbaru, Riau kualitas udara dalam kategori tak sehat dengan nilai 166, sedangkan kualitas udara di Sampit, Kalimantan Tengah dalam kategori sehat dengan nilai 26.

Hasil pantauan BNPB pada Ahad (11/8) per pukul 10.00 WIB, hotspot atau titik panas terbanyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 605 titik dan Kalimantan Tengah 163 titik. Juah titik panas di kedua wilayah itu bertambah dari pantauan Sabtu (10/8) masing-masing sebanyak 72 titik dan empat titik.

Sedangkan, titik panas di Kalimantan Selatan berjumlah 14 titik, Kalimantan Timur 20 titik, dan Kalimantan Utara 23 titik. Kemudian titik panas di Riau sebanyak 29 titik, Jambi tiga titik, Sumatera Selatan 19 titik, dan Bangka Belitung 14 titik, 

Arah angin di Sumatera dan Kalimantan pada umumnya dari Tenggara-Selatan ke Utara. Serta arah sebaran asap di Riau dan Kalimantan Tengah menyebar ke arah Barat Laut. 

Agus menuturkan, kondisi cuaca yang berasap menyebabkan jarak pandak Pontianak dan Palangkaraya hanya lima kilometer. Hal yang sama juga terjadi di Pekanbaru yang berjarak pandang lima kilometer dan berasap.

Sementara di Jambi berjarak pandang sembilan kilometer dan berawan. Selain itu, Palembang memiliki jarak pandang sekitar 10 km dan berawan, Pangkalan Bun sembilan km dan berawan. Sanggu-Buntok berjarak pandang empat km dan berasap, Banjarmasin sekitar 10 km dan berawan, serta Tanjung Harapan-Tanjung Selor lima km dan berasap.

Agus mengatakan, sejak Ahad pagi sebanyak 9.072 personel dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, dan masyarakat di enam provinsi saling bahu-membahu memadamkan api. Pemadaman dilakukan dari darat dan udara dengan menggunakan water bombing.

Ia menyebutkan, 34 unit helikopter dengan rincian 28 unit water bombing dan enam unit patroli dikerahkan untuk menangani bencana Karhutla di delapan wilayah. Di antaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh Barat, dan Gunung Ciremai.

"Pasukan darat tetap 1.512 orang per provinsi," kata Agus.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement