Ahad 11 Aug 2019 08:09 WIB

Warga Pekanbaru Shalat Idul Adha di Tengah Kabut Asap Pekat

Panitia shalat Idul Adha membagikan masker kepada jamaah di Pekanbaru.

Red: Nur Aini
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ribuan warga melaksanakan ibadah shalat Idul Adha di halaman Masjid Raya Annur saat kabut asap pekat kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Ahad (11/8).

Berdasarkan pantuan, warga kini terus berdatangan ke Masjid Raya Annur dari berbagai daerah. Ibadah shalat Idul Adha digelar di pelatan masjid. Warga terlihat ada yang membawa masker sendiri dari rumah, dan panitia juga membagikan masker kepada jamaah.

Baca Juga

“Sebenarnya ini sudah tidak sehat, tapi panitia menyediakan masker. Kenapa tidak shalat di dalam masjid saja ya,” kata seorang warga bernama Abdullah (45 tahun).

Panitia masjid mengumumkan lewat pengeras suara bahwa salat berjamaah Idul Adha akan dimulai pada pukul 07.15 WIB. Panitia menyediakan masker medis terutama untuk anak-anak di bawah umur.

Panitia juga mengumumkan bahwa di tempat itu juga akan dihadiri oleh Gubernur Riau, Syamsuar dan istrinya, Edy Nasution. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kualitas udara pada Ahad pagi berasap sehingga jarak pandang menurun.

“Jarak pandang di Pekanbaru pada pagi ini cukup buruk, hanya dua kilometer akibat asap,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami.

Ia menyebutkan kondisi berasap juga terpantau di Kota Dumai dengan jarak pandang 2 kilometer, dan Kabupaten Pelalawan 3 kilometer. Sanya mengemukakan kualitas udara kini status sedang akibat tercemar asap atau jerebu. Informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terkandung di udara pada sekitar pukul 06.30 WIB lebih dari 110 mikrogram per meter kubik.

“PM10 tercatat di angka 110, kualitas udara sedang,” ujarnya.

Berdasarkan pantuan satelit pada Ahad pagi pukul 06.00 WIB, terpantau ada delapan titik panas di Riau yang jadi indikasi awal Karhutla. Dari jumlah tersebut ada enam titik yang terindikasi kuat merupakan titik api karhutla.

“Seluruhnya berada di Kabupaten Indragiri Hulu,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Riau, Syamsuar mengeluarkan arahan kepada masyarakat, khususnya umat muslim, untuk mewaspadai kabut asap kebakaran hutan dan lahan serta untuk berdoa meminta hujan pada perayaan Idul Adha 1440 Hijriyah pada Ahad, 11 Agustus 2019.

“Untuk menghimbau (pada) shalat Idul Adha tanggal 11 Agustus 2019 atau 10 Zulhijjah 1440 H besok, agar dimohon seluruh jamaah minta doa supaya Riau segera turun hujan,” kata Asisten I Sekretariat Daerah Pemprov (Setdaprov) Riau, Ahmad Syah Harrofie.

Ia menjelaskan, gubernur juga mengimbau jika besok kabut asap terlalu tebal, maka jamaah sebaiknya untuk shalat di dalam ruangan masjid. Selain itu, gubernur juga meminta agar kepala kantor kementerian agama di kabupaten dan kota bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kantor Urusan Agama (KUA) dan pengurus masjid setempat, segera melaksanakan Sholat Istisqa' (minta hujan) di wilayah masing-masing.

“Demikian arahan bapak gubernur untuk kita laksanakan bersama-sama,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement