REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menganjurkan masyarakat Tasikmalaya kembali memopulerkan permainan tradisional. Menurut dia, permainan bisa menumbuhkan nilai-nilai gotong royong dalam diri anak.
Ia menambahkan, permainan tradisional juga bisa menjaga kesehatan anak karena tubuh dituntut selalu bergerak untuk bermain. Selain itu, lanjut dia, permainan tradisional juga dapat meminimalisir ketergantungan anak kepada gawai.
"Kalau bisa dipopulerkan kembali permainan tradisional di tasikmalaya. Itu manfaatnya sangat tinggi," kata dia di aula DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (8/8).
Tasikmalaya memiliki banyak permainan tradisional seperti sorodot gaplok, pecle, ketapel, lodong, sarengseng, perepet jengkol, kelereng, dan karet. Namun, permainan tradisional itu telah banyak ditinggalkan anak-anak.
Semakin berkembangnya zaman, Kak Seto menilai, gadget memang masuk ke dalam hidup manusia. Meski begitu, ia menyebut, penggunaan gawai itu ibarat sebilah pisau, ada manfaat juga bahayanya.
Ia menjelaskan, penggunaan gawai berbahaya jika membuat anak hingga lupa waktu untuk ibadah, belajar, membantu keluarga, dan sebagainya. Karena itu, orang tua harus mengarahkan anak untuk menggunakan gawai secara cerdas dan tidak berlebihan.
"Karena gawai juga menyediakan segalanya, termasuk ajaran negatif. Orang tua harus selalu menemani anak-anak dalam bermain dan belajar," kata dia.
Kak Seto mencontohkan, di kota-kota besar sudah banyak anak yang sangat tergantung dengan gawai. Untuk itu, permainan tradisional harus diajarkan kepada anak sejak dini.