Rabu 07 Aug 2019 09:57 WIB

Menpar: Morotai Perlu Aksesibilitas untuk Dukung Pariwisata

Morotai adalah satu dari 10 destinasi wisata terbaik di Indonesia.

Foto aerial Pulau Dodola di Morotai, Maluku Utara, Jumat (11/8).
Foto: ANTARA FOTO
Foto aerial Pulau Dodola di Morotai, Maluku Utara, Jumat (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan pentingnya perluasan aksesibilitas untuk mendorong pengembangan wisata di Morotai, Maluku Utara yang selama ini telah memiliki daya tarik wisata yang begitu tinggi. Ia mengungkapkan, Morotai adalah satu dari 10 destinasi wisata terbaik di Indonesia.

"Selain itu, banyak penggemar wisata bahari yang datang ke tempat ini, namun aksesnya masih terbatas," kata Menpar Arief dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menpar berharap ada penerbangan langsung ke Morotai pada tahun ini. Dengan begitu, waktu yang harus ditempuh para wisatawan untuk menjangkau Morotai dapat diperpendek.

Menpar saat kunjungan kerja ke Morotai, Maluku Utara, mengatakan, daerah itu harus bisa menarik wisman potensial dari negara-negara Asia yang letaknya tidak jauh dari Indonesia. Selain itu, Morotai juga harus mampu menarik wisatawan dari dalam negeri.

"Kita harus menarik wisatawan dari Filipina, Taiwan, Singapura, China, Hongkong, Korea. Selain itu kita juga bisa menarik wisatawan dari Manado untuk melanjutkan perjalanan ke Morotai," ujarnya.

Mengenai potensi wisatawan dari Manado, Menpar mengatakan bahwa kesediaan akses yang telah ada saat ini, yakni Manado-Ternate-Morotai dapat diteruskan seiring pengembangan potensi daerah dan peningkatan kunjungan wisatawan. Jika jumlahnya terus bertambah, maka jalur penerbangan langsung pun dapat dibuat oleh pihak maskapai.

Menurut dia, kesiapan aksesibilitas di Morotai bisa menjadi pintu masuk bagi para investor untuk melakukan investasi di bidang pariwisata. Jika bandara dan pelabuhan sudah siap, maka wisatawan akan berdatangan sehingga nilai investasinya juga meningkat.

Lebih lanjut mengenai potensi wisata Morotai, Menpar mengatakan, pihaknya mendukung agar daerah termasuk Morotai terus mengembangkan atraksi wisata yang menarik.

“Warga Maluku sebagian besar suka menari dan menyanyi, dari kebiasaan itu, kita bisa simpulkan daerah ini memiliki potensi festival yang bagus,” katanya.

Hal yang perlu dilakukan adalah mencari nilai ekonomi dari potensi tersebut. Ia menyatakan, Morotai harus memiliki atraksi yang unik dan bagus serta akses yang baik sehingga wisatawan berdatangan ke Morotai.

"Daerah ini menarik karena masyarakatnya memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi. Kebiasaan mereka menyanyi dan menari merupakan hal baik yang bisa dikembangkan dalam bentuk festival rakyat" ucap Menpar.

Pada kunjungan kerja tersebut, Menpar berkesempatan mengunjungi Museum Perang Dunia II dan Trikora yang terletak di Desa Wawama, Morotai. Museum ini dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan tentara Indonesia dalam peristiwa pembebasan Irian Barat dalam operasi Trikora.

Selanjutnya, Menpar meninjau lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai yang masih dalam tahap pengerjaan. Kawasan ini memiliki luas area 1.101,76 ha dan merupakan pulau terluar di sisi timur laut Indonesia yang dekat dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur.

Selain itu, Menpar juga mendatangi Pulau Dodola, salah satu pulau di Morotai yang menjadi daya tarik wisatawan saat berkunjung. Menpar sekaligus meninjau fasilitas glamping dan spot swafoto di tempat itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement