REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas pada Rabu (7/8) pagi. Kali ini, guguran meluncur dengan jarak luncur yang cukup jauh mencapai 1.200 meter.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Lasiman melaporkan, guguran awan panas terjadi pada 01.17 WIB dini hari. Ini menjadi guguran berjarak luncur terjauh selama Agustus 2019.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 65 milimeter dan durasi 120 detik, jarak luncur 1.200 meter ke arah hulu Kali Gendol," kata Lasiman, Rabu (7/8).
Awan panas Senin (5/8) dini hari meluncur diikuti sebanyak delapan kali guguran lava pijar. Selama periode pengamatan 00.00-06.00, guguran lava pijar meluncur dengan jarak luncur 400-1.000 meter.
Selain itu, terjadi 10 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-40 milimeter dan durasi 40,2-100,25 detik. Lalu, satu gempa hembusan beramplitudo 10 milimeter dan durasi 38,64 detik.
Ada pula satu gempa tektonik jauh dengan amplitudo dua milimeter dan durasi 71,2 detik. Lasiman melaporkan, secara meteorologi cuara di sekitar Gunung Merapi terlihat cukup cerah.
Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 10,4-16,5 derajat celcius, kelembaban udara 45-88 persen dan tekanan udara 628,2-710 milimeter merkuri.
"Secara visual gunung jelas, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah," ujar Lasiman.
Guguran awan panas itu sendiri menjadi yang keempat kalinya terjadi selama Agustus 2019. Namun, dengan jarak luncur terjauh karena tiga guguran sebelumnya masih berjarak luncur 900-1.000 meter.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih merekomendasikan area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.
Rekomendasi itu berlaku untuk aktivitas penduduk maupun pendakian. Kecuali, kegiatan-kegiatan penyelidikan yang dilakukan BPPTKG dan mitigasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak. Namun, masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hukan di sekitar puncak Gunung Merapi.