REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Provinsi DKI Jakarta mencatat listrik masih menjadi penyebab terbanyak dari kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Jakarta sepanjang tahun ini.
“Jumlah kebakaran sampai saat ini ada 1.102 kasus, yang disebabkan listrik itu ada 677 kasus, kan lebih dari setengahnya,” kata Kepala Bidang Pencegahan Kebakaran DPKP DKI Jakarta Jon Vendri ketika ditemui, Selasa (6/8).
Data DPKP DKI Jakarta mulai 1 Januari sampai 5 Agustus 2019 menunjukkan, selain listrik ada beberapa penyebab lain di antaranya pembakaran sampah 123 kasus, gas 107 kasus, rokok 38 kasus, dan lilin 14 kasus. Mengenai penyebaran wilayah kebakaran, menurut data yang sama, Jakarta Timur menempati urutan tertinggi dengan 288 kasus, disusul oleh Jakarta Selatan 280 kasus.
Sementara Jakarta Barat 195 kasus, Jakarta Utara 176 kasus, dan Jakarta Pusat 153 kasus. Sementara 10 kasus sisanya berasal dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi di mana DPKP DKI Jakarta diperbantukan. Dari keseluruhan kasus itu, rumah tinggal merupakan pokok benda terbakar paling banyak dengan jumlah mencapai 350 kasus.
Atas hal tersebut, DPKP menyatakan melakukan beragam langkah pencegahan. “Maka itu kita mendorong program Gerikgastrik, Gerakan Periksa Kompor Gas dan Instalasi Listrik. Yang memeriksanya petugas pemadam, jika sedang tidak ada kebakaran, mereka keliling,” ujar Jon.
Dia menambahkan, tidak hanya petugas, ke depan program ini akan melibatkan warga masyarakat. Sehingga ketika turun ke rumah-rumah, petugas akan sambil melakukan penyuluhan dan edukasi mengenai pemeriksaan gas dan listrik.
“Sekarang sudah mulai diintegrasikan juga dengan dasawisma, petugas kita berkolaborasi dengan warga,” kata Jon.