Selasa 06 Aug 2019 14:45 WIB

Lembang Kembali Dingin, Suhunya Kini 12,3 Derajat Celcius

Suhu udara Lembang kini 12,3 derajat Celsius.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Reiny Dwinanda
Hutan pinus Pal 16 Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Suhu udara Lembang kini kembali dingin setelah sempat normal.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Hutan pinus Pal 16 Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Suhu udara Lembang kini kembali dingin setelah sempat normal.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Suhu udara di Kota Bandung dan Lembang, Kabupaten Bandung Barat sempat berada pada level yang rendah beberapa waktu lalu. Akibatnya masyarakat merasakan kondisi cuaca yang dingin. Namun seiring waktu, kondisi suhu udara mulai meningkat.

Terkini, kondisi suhu udara di Kota Bandung dan wilayah Lembang mulai terasa dingin kembali. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, suhu udara di Bandung mencapai 15,8 derajat Celcius, sedangkan di Lembang mencapai 12,8 derajat Celcius.

Baca Juga

"Hasil pengukuran hari ini, tadi dini hari. Suhu minimum di kota Bandung di Sukajadi 15,8 derajat Celsius dan di Lembang 12,8 derajat Celsius," ujar Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya melalui pesan singkat, Selasa (6/8).

Tony membenarkan bahwa kondisi cuaca sempat normal, namun kembali dingin. Menurutnya,cuaca dalam satu hari lebih dominan cerah dan sedikit terdapat pertumbuhan awan sehingga sinar matahari sebagian besar terpantul kembali ke angkasa.

Berdasarkan pantauan, kondisi cuaca di sejumlah wilayah di Kota Bandung dan di wilayah Lembang dirasakan lebih dingin dibandingkan seperti biasanya. Salah seorang warga asal Lembang, Depi Gunawan, mengaku cuaca di wilayah Lembang beberapa hari terakhir terasa lebih dingin dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung,  selama Juli, suhu udara terendah sebesar 16,4 derajat Celcius. Sementara itu, di pos observasi geofisika Lembang tercatat 13 derajat Celcius.

Peneliti cuaca dan iklim BMKG Provinsi Jawa Barat, Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, puncak musim kemarau terjadi pada Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering. Ia mengimbau kepada masyarakat tetap menjaga kondisi badan agar tetap fit.

"Salah satu di antaranya saat bepergian ke luar rumah selalu mengenakan baju hangat atau jaket dan mengonsumsi buah-buahan serta sayuran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement