Selasa 06 Aug 2019 01:51 WIB

PDIP tak Akan Bajak Kader Parpol Lain di Pilkada 2020

PDIP memiliki kemampuan untuk mendorong kader internal di Pilkada

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Christiyaningsih
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut partainya tidak akan mengambil kader lain untuk maju di Pilkada 2020 nanti. Dia mengatakan PDIP memiliki kemampuan untuk mendorong kader internal di Pilkada.

"Tiap calon kami dorong. Kami rekrut dari jalur intelektual, cendekiawan, dan jalur kepala daerah. Jadi kami bukan rekrut dari kader-kader partai lain seperti itu," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta Pusat, Senin (5/8).

Baca Juga

Pilkada serentak 2020 akan digelar di 270 daerah. Hasto mengatakan PDIP telah mempersiapkan pemilihan kepala daerah itu. Pilkada juga akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas pada kongres V di Bali pada 8 hingga 10 Agustus nanti.

Penjaringan terhadap calon kepala daerah akan mulai dilakukan PDIP minimal satu tahun sebelum pilkada atau tepatnya 23 September 2019. Hal itu sesuai dengan panduan Surat Ketetapan DPP Nomor 031A.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP Bambang DH mengatakan perekrutan calon kepala daerah dilakukan secara ketat dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Dia mengungkapkan salah satu aspeknya adalah ideologi agar tidak berbenturan dengan partai maupun bangsa.

Partai akan melakukan fit and proper test kepada setiap calon kepala daerah. Mereka juga harus memahami wilayah tempat pencalonannya. Menurut Bambang, penguasaan wilayah akan berdampak pada pembuatan kebijakan yang baik untuk kemajuan daerah tersebut.

"Akan sangat naif kalau kepala daerah persoalan wilayahnya saja tidak tahu, potensi wilayahnya tidak tahu," katanya.

Bambang mengungkapkan perekrutan calon kepala daerah yang baik diharapkan bisa berbanding lurus dengan kontribusi kepada partai. Terutama dalam kontestasi pemilu tingkat nasional seperti Pilpres 2024 mendatang.

Hal serupa juga dilakukan partai pada Pemilu 2019 lalu. Menurutnya, kemenangan PDIP 50,37 persen pada pilkada serentak di DKI 2017 lalu menjadi modal partai dalam memenangkan pertarungan Pilpres. "Dan alhamdulillah PDIP untuk kemenangan Pak Jokowi menyumbang 69,1 persen," imbuh Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement