REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Jarak pandang di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mulai terbatas akibat diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang semakin marak.
"Visibilitas(jarak pandang) terpendek hari ini mencapai 1,3 kilometer yang terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.30 WIB," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya Ika Priti saat dikonfirmasi dari Palangka Raya, Senin (5/8).
Jarak pandang kemudian membaik pada siang hari dan mencapai titik terjauh yakni tujuh kilometer pada pukul 12.00 WIB. Ika menerangkan, pada siang hari jarak pandang cenderung lebih jauh karena adanya angin yang cukup kencang yang membuat kabut asap bergeser dari posisi semula.
Perubahan jarak pandang itu dimungkinkan terus terjadi akibat adanya pengaruh kabut asap kebakaran hutan dan lahan serta adanya perubahan arah dan kecepatan angin. "Perubahan jarak pandang ini karena adanya kebut asap yang menyelimuti wilayah Kota Palangka Raya. Siang hari cenderung lebih jauh karena adanya perubahan arah dan kecepatan angin," katanya.
Sementara itu, terkait potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, menurut dia, di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah tergolong tinggi.
"Untuk hari ini dan besok potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan tergolong sangat mudah terbakar. Hal ini karena pengaruh kelembaban udara dan cuaca," katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, kebakaran di lahan kosong masih marak terjadi di PalangkaRaya. Bahkan di beberapa titik, kebakaran lahan mulai mendekati pemukiman warga.
Tak hanya itu, dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat nafas sesak dan mata pedih. BPBD bersama instansi terkait termasuk Barisan Pemadam Kebakaran Swakarsa terus berjibaku berupaya memadamkan kebakaran di lahan gambut itu. Helikopter water bombing pun terpantau hilir mudik melakukan pemadaman dari udara.