Senin 05 Aug 2019 15:37 WIB

Wisudawan PUTM Sleman Diberi Bekal Antikorupsi

Gelaran wisuda dihadiri total 28 pimpinan-pimpinan pondok pesantren.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan wisuda yang diselenggarakan lembaga Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PTUM) Sleman, DIY.
Foto: Wihdan
Kegiatan wisuda yang diselenggarakan lembaga Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PTUM) Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PTUM) Sleman, DIY, menggelar wisuda dan penerimaan thalabah/at baru 2019/2020. Serta, pelepasan tugas pengabdian alumni ke berbagai daerah di Indonesia.

Tahun ini, pelaksanaan wisuda sedikit berbeda dari biasanya. Sebab, sebanyak 60 orang  wisudawan diberikan pembekalan anti-korupsi sebelum mereka benar-benar terjun langsung mengabdikan dirinya.

Pembekalan diberikan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo. Hadir Ketua Badan Pelaksana Harian PUTM, Fahmi Muqoddas, dan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Konsolidasi dan Kaderisasi Dahlan Rais.

Mudir PTUM, Dahwan Muchrodji mengatakan, wisuda kali ini diikuti 32 perempuan dan 28 laki-laki. Sedangkan, pelepasan tugas pengabdian dilaksanakan ke 18 laki-laki dan 12 perempuan ke seluruh Indonesia.

Ia menekankan, sukses proses belajar PUTM tidak lepas dari bantuan-bantuan. Ada Ngarso Dalem Sri Sultan HB X, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, sampai Universitas Muhammadiyah Surakarta.

"Bersyukur PUTM mendapat perhatian, kepercayaan, dan penghargaan warga Muhammadiyah dan masyarakat umum, terlihat tingginya animo pendaftar tholabah PUTM yang semakin meningkat," kata Dahwan.

Pada kesempatan itu, ia mengungkapkan, wisuda dihadiri total 28 pimpinan-pimpinan pondok pesantren. Baik dari Jatim, Jateng, Jabar, DI Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Selatan, sampai Kalimantan Utara.

Dahwan bersyukur, telah mendapat tanah wakaf sekitar satu hektare di Kecamatan Prambanan untuk pengembangan PUTM. Ia berharap PUTM terus mengalami peningkatan kuantitas maupun kualitas pada masa mendatang.

Kepada alumni, ia berpesan, korupsi termasuk salah satu bentuk nyata kemunkaran di dunia. Karenanya, Dahwan meminta alumni dapat menjadi uswah hasanah dan suri teladan bagi masyarakat yang lebih luas lagi.

"Warga Muhammadiyah harus berpartisipasi aktif dalam pemberantasan korupsi," ujar Dahwan.

Wisuda turut dimeriahkan berbagai penampilan-penampilan seni kreasi. Mulai dari kelompok paduan suara sampai aksi berbalas pantun jenaka yang mengundang tawa tapi mengandung pesan kehidupan sehari-hari.

Ketua KPK, Agus Rahardjo, mengaku kaget beberapa pekan lalu ketika mengetahui Muhammadiyah sudah memiliki Fikih Anti Korupsi. Ia berpesan agar alumni-alumni PUTM dan warga Muhammadiyah memahaminya.

"Itu harus dibaca dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Agus.

Ia mengingatkan, pada 1999 indeks persepsi korupsi Indonesia sempat menduduki peringkat terbawah dengan skor 17. Namun, pada 2018 telah terjadi peningkatan yang cukup bagus karena dapat mencapai skor 38.

Artinya, ada kenaikan sekitar 21 poin dari 1999 dan kini indeksnya di Asia Tenggara cuma kalah dari Malaysia yang memiliki skor 47. Tapi, ia menilai, kenaikan per tahun Indonesia masih sangat kecil.

Untuk itu, Agus berpesan, pola pikir masyarakat tidak boleh lagi membatasi korupsi sebagai tugas penegak hukum saja. Namun, tugas bersama dan tanggung jawab seluruh elemen yang ada di Indonesia.

"Menghilangkan korupsi mudah kalau semua memiliki kesadaran tentang korupsi merupakan ancaman nyata dan semua harus memeranginya, jangan sampai korupsi menjadi budaya kita," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement