Senin 05 Aug 2019 06:52 WIB

Senin Pagi, Kualitas Udara Jakarta Level Sedang

Peringkat Jakarta turun drastis hingga ke peringkat 16 kualitas udara terburuk

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Rabu (31/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Rabu (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Listrik padam selama lebih dari enam jam sejak pukul 11.48 WIB pada Ahad (5/8) terjadi di DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, dan Banten. Akibatnya aktivitas warga juga terdampak, tetapi AirVisual melaporkan hingga Senin (5/8) pagi kualitas udara di Jakarta berada di level sedang atau moderate.

AirVisual melaporkan kualitas udara DKI Jakarta yakni 79 dengan parameter PM 2,5 konsentrasi 25,5 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara. Artinya kualitas udara Jakarta berada di level sedang atau moderate pada Senin per pukul 06.00 WIB.

Dengan demikian, peringkat Jakarta turun drastis hingga ke peringkat 16 kualitas udara dan polusi terburuk di dunia. Setelah sebelumnya beberapa kali menempati posisi pertama kualitas udara terburuk di dunia.

Sementara Dubai, UEA dengan nilai AQI 163 menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Disusul posisi kedua oleh Hanoi, Vietnam dengan nilai AQI 154. Kedua kota di kedua negara itu berada di level tidak sehat atau unhealthy.

AirVisual merupakan situs online penyedia peta polusi di dunia. AirVisual juga mencantumkan suhu udara di Ibu Kota berkisar pada 24 derajat, kelembaban 47 persen, dan kecepatan angin 14,8 kilometer per jam.

AQI menjadi indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu wilayah. Menurut AirVisual, AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2.5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement