Ahad 04 Aug 2019 19:28 WIB

Listrik Padam, Pusat Belanja Merugi

Beberapa pusat belanja tidak memiliki kapasitas genset yang besar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Indira Rezkisari
Suasana Stasiun Gambir yang terdampak padamnya aliran listrik PLN, Ahad (4/8) sore.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Suasana Stasiun Gambir yang terdampak padamnya aliran listrik PLN, Ahad (4/8) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya terancam tutup lebih awal akibat listrik yang tak kunjung menyala sejak siang hari ini. Sebab, kapasitas genset yang dimiliki masing-masing mal berbeda dan tidak bisa digunakan dalam waktu lama.

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI), Handaka Santosa, mengatakan, pemadaman listrik pada Ahad (4/8) ini sudah lebih dari tujuh jam. Kondisi menimbulkan kekhawatiran dari para pengelola mal yang terdampak.

Baca Juga

"Genset hanya bisa dioperasikan sementara. Ini menyebabkan kekhawatiran dan suasana yang kurang nyaman di dalam pusat perbelanjaan," kata Handaka saat dihubungi.

Kekhawatiran itu karena keterbatasan bahan bakar solar genset sebagai pembangkit listrik sementara berpotensi membuat pusat perbelanjaan tutup lebih awal. Khususnya untuk mal skala kecil dan menengah.

Di sisi lain, genset juga hanya digunakan untuk menghidupkan penerangan ruangan agar mobilitas pengunjung tidak terganggu. Sementara kebutuhan listrik untuk menghidupkan pendingin ruangan tidak mampu dipenuhi oleh genset. Handaka menyebut, padamnya listrik juga mengganggu pasokan air.

"Kita amati secara kasar akan ada penurunan 20 persen dr pengunjung mal jika tutupnya normal jam 10 malam. Tapi, kalau toko tutup di jam 8-9 malam karena genset tidak kuat, ini kita sedang amati perkembangannya," ujarnya.

Handaka berharap PLN dapat segera mengatasi padamnya listrik yang sudah terjadi lebih dari setengah hari. Sebab, semakin lala listrik padam akan semakin besar kerugian yany bisa ditelan para pengelola mal serta merchant-merchant yang berada di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement