REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Aria Bima, mengatakan, parpolnya tidak punya tradisi menunjuk ketua harian dan wakil ketua umum (waketum). Sebab, PDIP selama ini sudah menggunakan pola ketua umum dan sekretaris jenderal (sekjen).
"Soal ketua harian dan waketum, semuanya (putusan) ada di kongres. Menurut saya itu bukan tradisi bagi PDIP, karena struktur itu akibat kebutuhan program dan kegiatan. Saya belum melihat pentingnya struktur sekarang ini ada ketua harian dan waketum," ujar Aria kepada wartawan usai mengisi diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (2/8).
Selain itu, posisi ketua bidang di PDIP pun saat ini sudah kuat, yang mana bisa langsung berkoordinasi dengan ketua umum dan sekjen. "Yang menyangkut hal strategis ada di ketua umum, sementara yang menyangkut operasional ada di sekjen. Jadi ada kecenderungan tradisi waketum dan ketua harian tidak akan ada di keputusan kongres,'' tegasnya.
Lebih lanjut, Aria juga menanggapi potensi dua putra-putri Megawati, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo sebagai ketua harian. Isu ini selalu mengemuka menjelang kongres PDIP.
Aria melihat keduanya punya potensi untuk menjalankan tugas sebagai ketua harian. Keduanya bisa bersinergi membagi peran di parpol.
Akan tetapi, Aria, menilai keduanya lebih pas untuk disiapkan menjadi tokoh regenerasi pemimpin PDIP ke depan. Menurut dia, regenerasi di PDIP harus dilakukan secara menyeluruh, baik eksekutif, legislatif dari pusat ke daerah.
"Karena seperti yang saya bilang tadi, kombinasi gaya kepemimpinan yang kharismatik dan yang lebih fungsional organis inilah yang saya kira bisa diterapkan pada 2024-2029. Organisasi yang modern yang lebih partisipatif yang aspiratif yang didukung kepemimpinan yang kharismatik dan fungsioner itu idaman organisasi PDIP kedepan sebagai partai modern dengan tidak kehilangan ruh ideologis," tambahnya.