Jumat 02 Aug 2019 05:10 WIB

Lima Kecamatan di Lebak Rawan Pangan Akibat Kekeringan

Lima kecamatan tersebut harus diprioritaskan dalam penanggulangan kekeringan.

Petani melihat padi gagal panen akibat kekeringan di Desa Ketapang, Lebak, Banten.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petani melihat padi gagal panen akibat kekeringan di Desa Ketapang, Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Peneliti Rawan Pangan Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia, Dewi Susilowati mengatakan lima kecamatan di Kabupaten Lebak masuk kategori rawan pangan akibat kekeringan.

"Kelima kecamatan itu antara lain Malingping, Cihara, Cijaku, Banjarsari dan Gunungkencana," kata dia saat menggelar focus grup discussion Pemetaan Wilayah Kekeringan dan Rawan Pangan berlangsung di Aula Multatuli Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Kamis (1/8).

Baca Juga

Penelitian di lima kecamatan tersebut dilakukan sejak 2018 dengan menggunakan berbagai metode, diantaranya proses penelitian curah hujan harian dan Citra Landsat 8 untuk wilayah kekeringan. Disamping juga metode pengumpulan data berdasarkan aspek ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan untuk wilayah rawan pangan.

Dengan demikian, lima kecamatan tersebut harus menjadikan skala prioritas penanggulangan kekeringan. Apabila, kekeringan tidak cepat ditangani maka berpotensi kerawanan pangan.

"Kami berharap pemerintah daerah jika terjadi kemarau panjang maka lima kecamatan itu menjadikan skala prioritas penanggulangan kekeringan," ujarnya.

Bupati Lebak, Iti Octavia mengatakan kekeringan yang terjadi saat ini akibat meningkatnya dampak perubahan iklim sehingga berpotensi kerawanan pangan. Pemerintah daerah perlu untuk melindungi dan memperkuat penduduk yang rentan dalam mengatasi dampak dan beradaptasi terhadap kekeringan.

"Kami berharap hasil penelitian itu harus menjadikan penanganan serius agar tidak menimbulkan kerawanan pangan," ujarnya.

Iti mengemukakan sebetulnya untuk menanggulangi kekeringan dan rawan pangan bukan hanya dilakukan oleh perangkat daerah melalui program serta kebijakan. Namun, perlu didukung pemberdayaan masyarakat untuk membangun daya saing juga mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran untuk mengelola pembangunan desa secara mandiri, berkesinambungan, dan bebas dari kemiskinan.

"Kami berharap apa yang kita laksanakan hari ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement