REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, kendaraan berat dinilai penyumbang polusi udara Ibu Kota karena berbahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Secara teknik solar mempunyai kadar belerang lebih tinggi dibandingkan jenis BBM lainnya.
"Kendaraan besar ini adalah fuelnya solar dan solar itu secara teknik dia punya kadar belerangnya sangat tinbggi," ujar Andono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Hal ini menyusul kecurigaan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan terhadap kendaraan berat yang melintas di Jakarta Outer Ring Road (JORR) menyebabkan polusi udara tinggi. Di sisi lain, PT Jasa Marga mencatat, Juni 2019 kendaraan berat atau non golongan 1 yang masuk ke ruas jalan tol Jasa Marga hanya 8,25 persen dibandingkan kendaraan golongan 1.
Andono menjelaskan, secara kuantitatif tentunya perlu penghitungan yang lebih detail. Akan tetapi, kata dia, secara kasat mata saja dilihat di tol JORR, pada sore atau pagi seperti tol Simatupang atau tol Tanjung Priok selalu padat dengan kendaraan, termasuk di dalamnya kendaraan besar.
Ia melanjutkan, mungkin secara jumlah kendaraan berat ini sedikit tetapi karena konsumsi solarnya yang mengandung belerang lebih tinggi maka menyumbang polusi yang banyak. Sebab, hasil pembakaran jauh lebih kotor dari kendaraan yang menggunakan bahan bakar lain.
"Solarnya itu mengandung belerang jauh lebih tinggi dibanding yang ada di bensin, maka tentu hasil bakarnya juga jauh lebih kotor," kata Andono.