Kamis 01 Aug 2019 07:40 WIB

66 Penerbangan Domestik akan Dialihkan ke Bandara Yogyakarta

Saat ini penambahan frekuensi penerbangan terkendala akses penumpang menuju bandara.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) saat ini masih mengoptimalkan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA). Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji menuturkan pada Oktober 2019 akan dilakukan pengalihan 66 penerbangan domestik luar Jawa dari Bandara Adisutjipto ke YIA.

“Saat ini terdapat total 188 penerbangan di Bandara Adisutjipto dan secara bertahap akan dipindahkan ke YIA,” kata Devy dalam pernyataan tertulis, Rabu (31/7).

Baca Juga

Devy menjelaskan saat ini Bandara Internasional Yohyakarta baru melayani 10 penerbangan per harinya. Hanya saja, dia menuturkan saat ini sering terjadi bottle neck terkait permasalahan akses dari dan menuju YIA.

Dia menilai hal tersebut akan menjadi masalah krusial ketika seluruh penerbangan dipindahkan dari Bandara Adisutjipto nantinya. Untuk itu, Devy menuturkan saat ini Bandara Internasional Yogyakarta masih memerlukan dukungan akses tambahan dari dan ke Yogyakarta.

“Dukungan ini seperti jalur kereta api yang masuk kawasan bandara dan jalan tol,” tutur Devy.

photo
Penumpang keluar dari area bandara seusai mendarat dengan pesawat komersial Citilink saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5).

Meskipun begitu, Devy memastikan beberapa pihak terkait akan terus berupaya untuk mengoptimalkan operasional di Bandara Internasional Yogyakarta. Beberapa diantaranya dengan mempercepat pembangunan akses kereta api dan jalan tol menuju YIA.

Devy menuturkan optimalisasi juga dilakukan melalui rencana pengembangan sektor unggulan yang menjadi daya tarik utama Yogyakarta. “Seperti pariwisata, kebudayaan, dan pendidikan,” ujar Devy.

Dia menambahkan upaya-upaya lain juga perlu dilakukan dengan dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan. Hal tersebut perlu dilakukan baik di tingkat lokal maupun nasional agar Bandara Internasional Yogyakarta memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulmafendi mengatakan pihaknya tengah menyiapkan konektivitas dari dan ke kawasan YIA. Sebab, saat ini fasilitas kereta api baru bisa diakses penumpang Bandara Internasional Yogyakarta melalui Stasiun Wojo.

“Nantinya kereta bandara bisa langsung diakses dari dalam kawasan YIA,” ujar Zulmafendi.

Zulmafendi mengatakan proses yang tengah dilakukan saat ini yaitu pembebasan lahan jalur kereta bandara. Rencananya, kata Zulmafendi, sebelum akhir 2019 proses pembebasan lahan sudah selesai dan setelahnya dapat segera dilakukan proses pengerjaan.

“Diharapkan kereta Bandara Internasional Yogyakarta dapat mulai beroperasi paling lambat pada 2021,” jelas Zulmafendi.

Hingga 24 Juli 2019, progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta sudah mencapai 73 persen. Meski belum tuntas seluruhnya, bandara tersebut sudah beroperasi sejak 6 Mei 2019.

Hingga saat ini, Bandara Internasional Yogyakarta sudah melayani hampir 53 ribu penumpang. Dalam operasionalnya terdapat 10 penerbangan setiap harinya dengan lima rute yang dilayani oleh maskapai Citilink Indonesia, Batik Air, dan Lion Air.

Mulai hari 1 Agustus, rute Kulon Progo-Lombok (pergi pulang) mulai beroperasi dan dilayani oleh maskapai AirAsia. Sehingga, terdapat enam rute dengan 12 penerbangan oleh empat maskapai yang dioperasikan di Bandara Internasional Yogyakarta saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement