Rabu 31 Jul 2019 21:11 WIB

Kawasan Danau Toba akan Miliki Semacam Terusan Suaez

Akan ada program pelebaran Tano Ponggol agar tercipta ruas keluar masuk kapal wisata.

 Pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba Kabupaten Samosir menjadi 80 meter dari 25 meter.
Foto: Kementerian PUPR
Pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba Kabupaten Samosir menjadi 80 meter dari 25 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMOSIR -- Kawasan pariwisata Danau Toba akan menambah lagi daya tariknya dengan adanya program pelebaran Tano Ponggol sehingga nantinya akan tercipta ruas keluar masuk kapal wisata. Mirip seperti Terusan Suez di Mesir.

"Alur pelebaran dan pendalaman ini adalah sepanjang 1,2 kilometer. Jadi ini kalau saya membayangkannya seperti Terusan Suez," kata Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko di Samosir, Sumatera Utara, Rabu (31/7).

Jarot mengemukakan, bila Terusan Suez menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah, maka terusan di Tano Ponggol itu akan menghubungkan Danau Toba sehingga nantinya kapal wisata akan bisa mengelilinginya.

Diharapkan pula dengan adanya pelebaran dan Jembatan Tano Ponggol yang akan menjadi ikon baru di salah satu kawasan strategis pariwisata nasional tersebut, maka perekonomian daerah tersebut bakal berkembang.

Saat ini progres pelebaran alur Tano Ponggol dari sekitar 25 meter menjadi 80 meter ini, progresnya sudah sekitar 74 persen. Alur Tano Ponggol sepanjang 1,2 kilometer itu juga akan ditambah kedalamannya dari 3 meter menjadi 8 meter.

Kontrak pekerjaannya dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp 313 miliar.

Selain itu pada sisi kiri dan kanan alur Tano Ponggol nantinya akan menggunakan steel sheet pile untuk menjaga kekuatan tanggul.

Setelah dilakukan pelebaran, pada sisi kiri dan kanan juga akan dibangun jalur pedestrian sebagai bagian dari penataan kawasan sekaligus dukungan objek wisata di Danau Toba.

Kepala BBPJN II Medan Sumatera Utara Ditjem Bina Marga Selamet Rasidi mengatakan, dengan adanya pelebaran alur ini, secara otomatis perlu dilakukan penyesuaian desain Jembatan Tano Ponggol agar kapal pesiar dapat lewat di bawah jembatan.

Menurut Selamet, desain jembatan tersebut juga akan mengadposi kearifan lokal adat Batak.

"Perkiraan ketinggian ideal jembatan yang sudah kita hitung adalah sekitar 8-9 meter dengan panjang total jembatan mencapai 1 kilometer, yang terdiri dari jembatan utama sepanjang 235 meter dan sisanya merupakan jembatan pendekat, dan oprit. Perkiraan biayanya sekitar Rp 287 miliar dan diharapkan konstruksinya dapat dilaksanakan pada tahun 2020-2021," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement