Rabu 31 Jul 2019 15:39 WIB

Lampung Berencana Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Kapasitas yang dihasilkan sebesar 25 Megawatt dari 1.000 ton per hari

Kali Busa di Kelurahan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi, yang dipenuhi sampah pada Senin (29/7). Sampah menumpuk di aliran sungai itu sepanjang dua kilometer.
Foto: Republika/Febryan A
Kali Busa di Kelurahan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi, yang dipenuhi sampah pada Senin (29/7). Sampah menumpuk di aliran sungai itu sepanjang dua kilometer.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi Lampung berencana membangun pembangkit listrik dengan kapasitas sebesar 25 megawatt melalui pengelolaan sampah sebanyak 1.000 ton per hari. "Dalam waktu tidak lama kami akan ada infrastruktur energi sebagai pembangkit listrik sebesar 25 MW," kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi usai meresmikan kapal pembersih sampah di Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, Rabu (31/7). "Kami akan dirikan pabrik, dan tahun ini akan kami laksanakan," kata dia.

Rencana pembangunan PLTS tersebut juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim). Dia juga berharap Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, dan dinas terkait agar bersama Bappeda segera merancang dan menyusun perda dalam rangka penanganan sampah.

Baca Juga

"Saya dapat dukungan dari Kemenko Maritim untuk pelaksanaan pembangunan PLTS. Dan Lampung khususnya Bandarlampung, Lampung Selatan, Pesawaran yang akan kami jadikan daerah wisata yang akan datang," kata dia lagi.

General Manager PT Pelindo Cabang Lampung, Drajat Sulistyo mengatakan kapal pembersih sampah tersebut memiliki kapasitas angkut sebesar lima ton. Kapal ini beroperasi selama 24 jam di kawasan perairan Teluk Lampung.

Dengan beroperasinya kapal tersebut, ditargetkan setiap hari kapal pembersih sampah itu dapat mengurangi sebesar 30 persen pencemaran sampah di laut. Sarana tersebut akan menjadi solusi awal dalam membersihkan laut.

"Penanganan sampah ini bukan hanya tugas unsur maritim saja, tapi seluruh masyarakat. Dengan itu kami tidak lagi berfokus pada penanganan, tetapi tinggal pencegahan agar sampah tidak kembali lagi ke laut," katanya.

Drajat melanjutkan unsur maritim harus berkonsentrasi dengan penanganan sampah agar laut Lampung bersih. Pelabuhan internasionalnya pun diharapkan mendapat kepercayaan secara internasional.

"Apalagi salah satu yang disyaratkan dalam AIMO selain keselamatan pelayaran tidak hanya kejahatan, tetapi sampah juga bisa merusak mesin kapal. Terlebih, HAP regional Sumatera bagian selatan mencanangkan agar semua kargo bisa masuk ke wilayah Sumbagsel," katanya lagi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement