Senin 29 Jul 2019 19:55 WIB

Pascaerupsi Tangkuban Parahu, Pedagang Mulai Bersihkan Kios

Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat erupsi pada Jumat (26/7).

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Petugas pengelola TWA Tangkuban Parahu membersihkan jalan dan kios-kios pedagang disekitar kawah Tangkuban Parahu, Senin (29/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petugas pengelola TWA Tangkuban Parahu membersihkan jalan dan kios-kios pedagang disekitar kawah Tangkuban Parahu, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sebagian para pedagang yang berjualan di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Tangkuban Parahu mulai membersihkan lapak atau kios milik mereka yang tertutupi abu vulkanis pascaerupsi, Jumat (26/7). Beruntung, barang-barang jualan masih tersimpan rapi dan dengan baik.

Agung (43), salah seorang pedagang mengaku saat kejadian erupsi tak sempat menyelamatkan barang dagangannya. Saat itu, ia memikirkan bagaimana menyelamatkan diri terlebih dahulu sehingga memilih langsung lari mencari tempat yang aman.

Baca Juga

"Saya tidak sempat nutupin kios dan langsung lari," ujar pedagang yang sudah menggelar lapak di TWA Tangkuban Parahu sejak 10 tahun terakhir, Senin (29/7).

Kejadian erupsi yang terjadi Jumat (29/7) sore, diakuinya baru pertama dilihatnya. Hingga Senin (29/7) ini, Agung mengaku baru bisa mengecek kios berukuran 2x3 miliknya dan termasuk membersihkannya dari sisa abu vulkanik.

Beruntung, seluruh barang dagangan yang dijualnya tertutup oleh plastik. Sehingga tidak tersentuh abu vulkanis.

"Semua makanan masih tertutup jadi masih bisa dijual," katanya.

Dirinya berharap, TWA Kawah Tangkuban Parahu bisa kembali dibuka dan normal seperti semula.  Pedagang lainnya, Kiki (29) mengaku seluruh barang dagangan miliknya tertutup abu vulkanik seperti asesoris gelang, tas dan kalung. Ia mengaku tidak sempat menyelamatkan barang jualannya sebab berusaha mencari tempat yang aman berlindung.

"Gelap sekali disana (saat kejadian), saya langsung berlari ketempat aman. Saya pulang setelah surut hujan abunya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement