Senin 29 Jul 2019 13:06 WIB

Petani Jengkol Panen Berkah dari Musim Kemarau

Musim kemarau membuat bunga jengkol tidak rontok dan panen akan melimpah

Jengkol
Foto: dok Republika
Jengkol

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR -- Petani jengkol Desa Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, mengaku mendapat berkah dari musim kemarau. Dengan tidak turunnya hujan, maka bunga jengkol tidak banyak yang rontok dan panen berikutnya akan melimpah.

"Saat ini memasuki masa panen jengkol ketiga dan hasilnya lumayan. Bagi kami musim kemarau malah membawa berkah," ujar Hamidi salah seorang petani jengkol di Lampung Timur, Senin (29/7).

Baca Juga

Ia mengatakan musim kemarau membantu bunga jengkol tumbuh dengan lebat. Lain halnya jika dibandingkan dengan musim hujan yang akan merontokkan bunga jengkol dan menyebabkan gagal panen.

Hamidi memperkirakan panen jengkol akan berlimpah karena tidak ada hujan. Oleh karena itu, menurut dia pada panen berikutnya kemungkinan harga jengkol akan stabil. Kenaikan harga jengkol seperti saat ini terjadi karena panen yang tidak bersamaan.

"Untuk harga jengkol panen ke tiga ini naik Rp 3 ribu per kilogram dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp 15 ribu per kilogram. Biasanya harga naik itu karena panen beda-beda," katanya.

Hal senada dikatakan oleh Dayat, salah seorang penerima hasil bumi. Menurut dia, panen kali ini harga jengkol bersih dari petani fluktuatif bukan karena musim kemarau akan tetapi akibat musim panen yang berbeda-beda.

"Sekarang harga sempat naik turun. Panen pertama sempat Rp 25 ribu per kilogram dari petani. Panen kedua turun Rp 15 ribu per kilogram dan panen ke tiga naik sedikit Rp 18 ribu per kilogram. Biasanya kalau kita jual langsung ke pulau Jawa harga jadi lebih mahal," ujar Dayat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement