Senin 29 Jul 2019 12:20 WIB

Empat Provinsi Tetapkan Status Darurat Karhutla

Secara total ada 18 provinsi yang terlanda karhutla.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Indira Rezkisari
 Kebakaran hutan dan lahan melanda perkebunan sawit rakyat di sejumlah titik di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai Riau, Senin (25/2/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Kebakaran hutan dan lahan melanda perkebunan sawit rakyat di sejumlah titik di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai Riau, Senin (25/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga 28 Juli 2019 seluas 7.460,26 hektare. Rilis tersebut berdasarkan citra landsat di 18 provinsi yang dilanda karhutla. Empat provinsi telah menetapkan status darurat Karhutla.

Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles Panjaitan mengatakan, saat ini berdasarkan laporan yang diterima KLHK, terdapat empat provinsi yang telah menetapkan status Darurat Bencana Karhutla. “Ada Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jambi,” kata Raffles dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (29/7).

Baca Juga

Adapun catatan KLHK terkait 18 provinsi yang terlanda karhutla antara lain Aceh 10,80 hektare, Sumatera Utara 779,00 hektare, Riau 3.800,29 hektare, Kepulauan Seribu 117,50 hektare, Jambi 156,60 hektare, Sumatera Selatan 130,10 hektare, Kalimantan Barat 1.098,48 hektare, Kalimantan Tengah 811,70 hektare, Kalimantan Selatan 184,45 hektare, Kalimantan Timur 99,48 hektare, Kalimantan Tenggara 5,00 hektare.

Selanjutnya Sulawesi Selatan 15,00 hektare, Sulawesi Tenggara 15,00 hektare, Sulawesi Utara 25,96 hektare, Nusa Tenggara Barat 141,60 hektare, Nusa Tenggara Timur 2,00 hektare, Jawa Barat 4,50 hektare, Jawa Tengah 2,00 hektare, dan Jawa Timur 75,80 hektare.

Raffles mengatakan, pada 28 Juli 2019 terdeteksi asap akibat karhutla. Kualitas hingga pukul 15.00 masih dalam kategori baik hingga sedang dengan nilai PM10 atau 9,00-51,00 ug per meter kubik.

“Kami melakukan pemadaman melalui udara dan pembuatan hujan buatan,” kata Raffles

Kegiatan water boombing hingga 26 Juli 2019 dilakukan sebanyak 14.882 kali dengan volume air yang dijatuhkan sebanyak 56.253.900 liter di sejumlah wilayah. Adapun wilayah tersebut antara lain Provinsi Riau sebanyak 48.600.800 liter, Kepulauan Riau sebanyak 37.600 liter, Sumatera Selatan 664 ribu liter, Kalimantan Tengah sebanyak 236 ribu liter, dan Kalimantan Selatan sebanyak 112 ribu liter.

Sedangkan kegiatan hujan buatan hingga 26 Juli 2019 dilaporkan sebanyak 158 kali di kabupaten Bengkalis, Siak, Inhil, Kampar, Pelalawan, Ogan Ilir, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement