Senin 29 Jul 2019 00:19 WIB

Memancing Ikan di Air Hitam Kali Bekasi

Meski airnya hitam dan berbau, Kali Bekasi jadi lokasi memancing oleh warga.

Kondisi Kali Bekasi yang tercemar dengan airnya yang tampak berwarna hitam di Jembatan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat (26/7).
Foto: Republika/Febryan A
Kondisi Kali Bekasi yang tercemar dengan airnya yang tampak berwarna hitam di Jembatan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan. A

Sejak sepekan terakhir, air Kali Bekasi berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap. Limbah pabrik-pabrik telah mencemarinya. Sebagian ikan mengambang karena terkontaminasi. Meski demikian, hasrat warga memancing rezeki di kali alam itu tak pernah surut.

Ahad (28/7) pagi, Donai bersama dua rekannya sudah sibuk mengulur joran di tepian Kali Bekasi. Hanya butuh sepuluh menit bagi mereka untuk mendapatkan tangkapan pertama. Strike.

Satu ekor ikan patin dengan berat sekitar dua kilogram berhasil Yunus tarik ke tepian tanpa ada perlawanan berarti. Pria 27 tahun itu tersenyum semringah.

Seperti kebanyakan pemancing yang berhasil mendapat tangkapan besar, Yunus langsung meminta rekannya mengabadikan momen tersebut. "Mantap," ucapnya saat dipotret sembari menenteng ikan patin yang telah lunglai itu.

Donai dan rekannya tak hanya bertiga memancing di tepian Kali Bekasi dekat Bendungan Kali Bekasi, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Sekitar enam orang lainnya juga beramai-beramai memancing di sana tanpa risau dengan kondisi air kali yang berwarna hitam dan berbau.

Bahkan, di tepian itu tampak puluhan ikan sapu-sapu yang mengapung karena terkontaminasi pencemaran limbah. Mereka tetap bersemangat melempar joran dan bersabar menanti ikan menyambar umpan mereka.

"Ini (patin) tidak masalah dimakan. Kan dagingnya masih masih warna merah. Kalau yang sudah tercemar itu dagingnya warna hitam karena banyak menelan limbah," ujar Donai.

Donai meyakini ikan yang masih bisa hidup di air penuh limbah itu adalah ikan yang masih sehat karena bisa bertahan hidup. Maka dari itu ia tak sama sekali takut keracunan.

Beda halnya dengan ikan sapu-sapu yang banyak mengapung dekat lokasi mereka memancing. Tiga sekawan itu enggan mengambilnya, karena menurut mereka sudah pasti beracun.

"Tapi kemarin warga lain banyak yang ambil juga ikan sapu-sapu mati itu diserokin pakai jaring saja," ungkap Donai.

Tak lama berselang, joran Donai kembali disambar ikan. Kali ini ikan lele yang ia dapatkan.

Meski tak terlalu besar, ia tetap bersorak ketika memperlihatkan ikan itu kepada rekan-rekanya. Tangkapannya bertambah banyak.

"Kalau dapat banyak gini biasanya saya jual ke warga sekitar," tutur Donai sembari melemparkan lagi jorannya.

Sebelum Donai memancing di sana, Yunus (30 tahun) juga memancing di lokasi yang sama. Warga Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, itu duduk bersila menanti jorannya disambar ketika sebagian orang di Kota Bekasi sibuk bermalam Minggu.

Yunus juga tak tak takut menyantap ikan yang ia dapatkan dari kali itu. Namun, dia bersikap sama dengan Donai perihal ikan sapu-sapu yang mati.

"Saya nggak berani kalau yang udah ngapung gitu. Takutnya nggak aman. Beracun," tutur Yunus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum mendapat laporan terkait warga yang terdampak pencemaran Kali Bekasi. Termasuk yang mengkonsumsi ikan dari air kali yang sudah tercemar itu.

Oleh karena itu pihaknya belum membuat surat ederan untuk mencegah warga mengkonsumsi ikan hasil tangkapan di Kali Bekasi. "Tapi kita tetap lakukan penyuluhan di wilayah melalui puskesmas agar masyarakat tetap waspada dalam memilih makanan," ujar Dezy, Ahad (28/7)

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Masriwati, megatakan, pencemaran Kali Bekasi akan berdampat terhadap masyarakat yang sehari-hari menggunakan air Kali Bekasi.

"Yang pasti kita tidak menyarankan untuk menyentuh air tersebut. Takutnya iritasi dan gatal," ucap Masriwati, belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement