REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan generasi milenial terlihat antusias mengikuti kegiatan Konferensi Milenial Inovasi dan Teknologi (KOMIK) yang perdana diselenggarakan di Aula STMIK Kampus Jatiwaringin, Jalan Raya Jatiwaringin nomor 18, Jakarta Timur, Selasa (23/7). Kegiatan itu mengangkat isu ‘Peluang & Tantangan Generasi Milenial di Era Inovasi & Teknologi Digital’.
Peserta terdiri dari mahasiswa dan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat serta guru pendamping, dosen, dan masyarakat umum yang berdomisili di Jakarta Timur dan sekitarnya.
Kegiatan itu dibuka dengan sambutan Dr Dwiza Riana selaku Ketua STMIK Nusa Mandiri. Setelah itu, giliran ketua Program Studi Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri memberikan sambutan.
Dr Dwiza mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang sudah hadir pada kegiatan perdana KOMIK Perdana. Pada kesempatan itu, Dwiza juga memperkenalkan kampus STMIK Nusa Mandiri beserta program studi yang ada di kampus STMIK Nusa Mandiri.
“Sesuai dengan fokus bahasan pada kegiatan ini mengenai peluang dan tantangan generasi milenial di era inovasi dan teknologi digital, kami harapkan peserta yang hadir pada kegiatan ini pulang dengan wawasan dan target jelas untuk menghadapi era inovasi dan teknologi digital saat ini,” kata Dwiza dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/7).
Suasana kegiatan perdana KOMIK di STMIK Nusa Mandiri Kampus Jatiwaringin.
KOMIK mengundang nara sumber Hiro Wardhana selaku CEO PT Yeloo Integra Datanet Tbk dan Sukmawati Anggraeni Putri selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.
Hiro menjelaskan sikap apa saja yang harus dimiliki oleh generasi milenial saat ini untuk dapat menghadapi era invovasi dan teknologi yakni Atitude, Hard Skill, Soft Skill, dan Time Hacking.
“Generasi milenial tidak boleh memiliki sikap manja dan tidak boleh berfikir untuk menjadi orang yang bisa-biasa saja. Sebab, kini indonesia sudah memasuki tahap negara yang menghargai kegagalan dibandingkan saat era industri 1.0 sampai era 3.0. Apabila tidak, kita akan kalah dalam bersaing seperti beberapa pekerjaan yang sudah mulai tergantikan oleh robot ataupun sistem antara lain kasir, penjaga pintu tol, dan teller bank,” jelas Hiro.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Hiro, Sukmawati juga mengungkapkan, generasi milenial harus memahami perubahan era industri mulai dari revolusi industri 1.0 sampai dengan industri 4.0.
“Generasi milenial di era revolusi industri 4.0 saat ini harus selalu mengembangkan kemampuannya, baik hard skill maupun soft skill. Generasi milenial juga harus mengetahui tujuan hidup dan masa depannya dengan jelas,” papar Sukma.
Rifan, salah seorang peserta yang bekerja di Kementrian Keuangan RI mengatakan, para nara sumber yang hadir masih terbilang berusia muda, tetapi sudah memiliki pemikiran yang matang mengenai perubahan yang pesat di era inovasi dan teknologi digital saat ini.
“Saya senang bisa berdiskusi dengan narasumber pada kegiatan KOMIK ini dan saya rasa peserta yang hadir ke acara ini juga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai bagaimana menghadapi era inovasi dan teknologi digital saat ini,” tutur Rifan.