REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan lebih dari 100 personal untuk membantu pemulihan di sekitar pesisir Pantai Karawang yang terkena tumpahan minyak. VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, keterlibatan personel TNI ini merupakan bagian dari kolaborasi TNI dan Pertamina dalam upaya menjaga serta menangani dampak dari peristiwa yang terjadi di salah satu objek vital nasional di anjungan PHE ONWJ.
"Tim TNI ini akan membantu di bidang teritorial sekaligus penanganan pembersihan tumpahan minyak yang ada di pantai bersama masyarakat setempat di desa terdampak serta membangun sinergi dengan aparat pemerintah maupun komponen masyarakat," ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (26/7).
Fajriyah berharap bantuan tambahan dari TNI bisa mempercepat penanganan bibir pantai di lokasi terdampak. Seperti diketahui, diduga telah terjadi anomali tekanan pada Anjungan YY milik PHE ONWJ yang menyebabkan adanya gelembung gas dan diikuti oleh tumpahan minyak.
Fajriyah menyampaikan Pertamina telah melakukan sejumlah cara untuk menanganinya, termasuk menggunakan oil boom, fishing net dan mengerahkan puluhan kapal sebagai alat pendukung.
"Namun sebagian minyak yang tidak tertangkap karena cuaca atau ombak tinggi pada akhirnya masih ada yang terbawa arus hingga mencapai pesisir pantai, termasuk Pantai Karawang," ucap Fajriyah.
Untuk itu, lanjut Fajriyah, Pertamina telah memaksimalkan kapal dan peralatan oil boom, skimmer, octopus dan puluhan kapal untuk menangani tumpahan minyak di laut. Sementara personel TNI bersama masyarakat yang terlatih membantu Pertamina untuk menangani sebagian minyak yang tidak tertangkap di laut karena cuaca atau ombak.
"Pertamina menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terkena dampak dari kejadian ini. Kami bertanggung jawab dan berupaya maksimal melakukan penanganan terbaik dengan prioritas aspek keselamatan, kesehatan, dan keamanan lingkungan," kata Fajriyah.
Pertamina, lanjut Fajriyah, sudah bekerja sama dengan pihak-pihak berkualifikasi internasional yang sudah terbukti mampu dalam penanganan kejadian sejenis. Selain dengan TNI, Pertamina juga mengintensifkan komunikasi dengan sejumlah pihak lainnya seperti SKK Migas, Kementrian ESDM, Kementrian BUMN, Kementrian Perhubungan, Kementrian LHK, POLRI, Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, Pemerintah Daerah, BNPB dan berbagai instansi lainnya. Pertamina juga telah melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar daerah terdampak.